mitos patah kaki

Mitos Patah Kaki Yang Keliru

Mitos patah kaki telah berkembang sejak lama dan semakin banyak saja. Beberapa mitos bahkan tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Lalu, sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi saat seseorang mengalami patah kaki?

Patah kaki/ fraktur terjadi saat tulang yang ada pada kaki dan tungkai alami patah atau retak. Seseorang yang mengalami kondisi ini penyebab umumnya adalah cedera ketika berolahraga atau kecelakaan saat berkendara. Gejala yang timbul antara lain, memar, nyeri dan bengkak. Hampir mirip sebenarnya dengan terkilir tapi lebih parah. 

Untuk mengetahui mitos patah kaki apa saja yang berkembang di masyarakat, simak penjelasannya berikut ini.

Mitos Patah Kaki dan Penjelasannya

1. Terasa Sangat Sakit 

Kebanyakan orang mengira jika tulang kaki terasa sangat sakit artinya mengalami patah kaki. Padahal, keluhan ini tak harus selalu tanda dari fraktur.  Rasa sakit yang muncul biasanya, terjadi setelah terjatuh. Namun, untuk mengetahui kondisi lebih lanjut, sebaiknya periksa ke dokter.

2. Bisa Bergerak, Berarti Tidak Patah

Mitos patah kaki selanjutnya adalah setelah terjatuh dan kesakitan, namun masih bisa bergerak berarti tidak mengalami patah sama sekali.  Sayangnya, hal itu tidaklah benar karena meskipun  mengalami patah kaki terkadang masih bisa menggerakkan kaki.  Jadi, bisa bergerak atau tidak bukanlah tanda utama yang harus kamu lakukan adalah melakukan pemeriksaan dengan dokter. 

3. Setelah Sembuh, Tulang Jauh Lebih Kuat 

Dalam masa proses pemulihan,  cuff atau callous tulang yang sangat kuat akan terbentuk di sekeliling retakan untuk melindunginya. Jadi, benar  ada benarnya selama proses pemulihan, tulang yang patah akan lebih kuat daripada tulang biasa. Tapi, semakin lama, cuff  akan menghilang dan beberapa tahun kemudian kamu akan mempunyai tulang yang mungkin baik seperti baru, tapi tidak lebih kuat dari tulang-tulang yang ada di sebelahnya.

Baca Juga: Beda Kaki Keseleo dengan Patah Tulang Kaki

Gejala Patah Tulang

Patah tulang punya gejala yang lebih parah daripada keseleo. Gejalanya antara lain:

  • Saat terjatuh, akan merasa atau mendengar bunyi ‘krek’.
  • Rasa nyeri yang terjadi cukup parah, bahkan saat menyentuh bagian yang patah.
  • Bengkak  dan mati rasa pada bagian yang patah.
  • Memar.
  • Sakit jika berjalan dan tak mampu mengangkat beban berat atau menopang beban tubuh sendiri.

Pertolongan Pertama

Saat ada yang mengalami cedera dan patah tulang, sebaiknya fokus pada pertolongan pertama antara lain:

  • Hindari menggerakkan kaki dan tungkai yang patah.
  • Mengompres bagian yang sakit dengan es yang dibalut handuk, untuk membantu meringankan rasa nyeri dan pembengkakan.
  • Jangan mencoba untuk memijat bagian tulang yang diduga patah
  • Apabila terjadi perdarahan dan luka terbuka, tekan luka tersebut dengan kain bersih dan tutupi dengan kain.
  • Jika orang tersebut terlihat pucat dan keringat dingin, segera baringkan ke posisi kaki lebih tinggi, agar aliran darah membaik. Tetap tenang hingga bantuan medis datang.

Itulah mitos terkait patah kaki, jadi sebaiknya jika mengalami kondisi tersebut segeralah periksa ke dokter.

 

lamina klinik

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34B, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

lamina klinik

Informasi dan Pendaftaran

021-2237-9999

lamina klinik

Book Online

Appointment Now

Jadwal Praktik


Prof. Dr. dr. Darto Satoto, SpAn, KAR

Selasa   : 10:00 - 16:00
Kamis   : 10:00 - 16:00


dr. Nelfidayani, SpKFR

Selasa   : 16:00 - 20:00
Kamis   : 16:00 - 20:00
Sabtu    : 16:00 - 20:00


dr. Rifalisanto, SpKFR

Senin    : 10:00 - 12:00
Rabu     : 10:00 - 12:00


dr. Zuhri Efendi, Sp.OT (K)

Senin    : 16:00 - Selesai
Rabu     : 16:00 - Selesai
Jumat   : 16:00 - Selesai


dr. Haekal Alaztha, Sp.N, FINA

Lamina Kartika Pulomas Hospital

Senin       : 13:00 - 15:00
Rabu        : 13:00 - 15:00

Lamina Klinik SMC

Selasa     : 13:00 - 15:00
Kamis      : 13:00 - 15:00