Dislokasi adalah salah satu bentuk cedera pada sendi akibat bergesernya tulang sehingga keluar dari posisi normalnya. Dislokasi ini bisa dialami oleh semua sendi, yang salah satunya adalah sendi patella pada lutut. Patella adalah tulang kecil pada lutut, dan sering disebut tempurung lutut, berbentuk segitiga, yang berfungsi melindungi sendi lutut Anda.
Lutut yang bergeser atau dislokasi patella lutut, dapat terjadi oleh kecelakaan (motor atau mobil), tertabrak saat berjalan atau bersepeda, cedera saat berolahraga, jatuh, dan tersandung. Jika kondisi ini terjadi, lutut pun membengkak akibat adanya timbunan cairan dan nyeri saat bergerak.
Gejala-gejala yang serius adalah hilangnya ‘denyut’ pembuluh darah pada bagian lutut atau hilang rasa atau tidak dapat bergerak. Tulang lutut bergeser atau dislokasi genu terjadi saat tulang yang membentuk sendi lutut tidak pada tempatnya layaknya sendi lutut yang normal.
Klasifikasinya dapat terbagi menjadi:
- Anterior/depan (dislokasi yang paling sering terjadi sekitar 50-60%)
- Posterior/belakang (sering terkait dengan cedera pada arteri poplitea atau pembuluh darah yang terletak pada belakang lutut)
- Lateral/medial
Dari beberapa literatur, dislokasi lutut biasanya berhubungan dengan olahraga, dan biasanya terjadi pada bagian lateral. Perubahan posisi secara tiba-tiba juga bisa berisiko timbulkan tempurung lutut bergeser.
Baca juga : Persan viscosuplemen untuk terapi nyeri lutut
Dislokasi terjadi ketika terdapat tekanan pada tempurung lutut berlebih, ligamen-ligamen dan tendon penunjangnya melemah sehingga rentan terhadap robekan. Akibat adanya gaya geser atau gaya puntir/ putar sehingga terjadi dislokasi tempurung lutut atau bergeser dari tempat semula.
Menurut studi oleh Waterman BR dkk (2012), olahraga yang berisiko alami dislokasi sendi patella adalah sepak bola dan basket. Selain itu dapat juga oleh karena kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian.
Angka kejadian dislokasi lutut ini hanya sekitar dua persen dari cedera lutut pada umumnya. Paling sering terjadi pada mereka yang berusia 10 hingga 17 tahun.
Daftar Isi
Faktor yang dapat mempermudah terjadinya dislokasi patella lutut:
- Kelemahan ligamen dan otot pendukung akibat usia atau menurunnya kebugaran.
- Lanjut usia yang memengaruhi keseimbangan sehingga rentan jatuh.
- Anak-anak karena ligamen pendukungnya lebih elastis sehingga rentan cedera akibat jatuh dan cedera lainnya.
- Pernah dislokasi sebelumnya yang telah merobek jaringan pendukung, dan berisiko alami dislokasi berulang, misalnya di dislokasi bahu, dislokasi tempurung lutut dan dislokasi pinggul.
- Hipermobilitas sendi akibat lemahnya ligamen atau otot.
- Penyakit genetik yang membuat jaringan elastis lebih ‘melar’, misalnya sindrom Marfan
- Aktivitas fisik, seperti olahraga ekstrem dan high impact atau olahraga yang melibatkan kecepatan dengan putaran tiba-tiba pada kaki.
- Mengoperasikan mesin berat dengan kaki.
Tulang-tulang pada sendi lutut bersatu oleh ‘pita’ tebal dan kuat atau dengan nama ligamen, dan setiap ligamen ini berperan untuk menstabilkan lutut dalam posisi-posisi tertentu. Saat dislokasi atau cedera, ligamen-ligamen ini kemungkinan ikutan mengalami cedera atau robek.
Tanda Dislokasi Patella Lutut
- Terasa sangat nyeri
- Bengkak
- Tampak deformitas (kelainan bentuk) pada sendi lutut
- Mati rasa pada kaki
- Tidak teraba denyut nadi pada kaki
Pemeriksaan Lutut Geser
Pemeriksaan penunjang yang ada sangat bergantung pada kondisi lutut Anda atau pasien.
Agar diagnosis lebih tepat dan akurat, beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin, antara lain rontgen/x-ray (untuk membantu melihat ada tidaknya patah tulang), meraba denyut nadi, arteriogram (untuk mendeteksi kemungkinan pembuluh darah terluka atau tidak), dan USG atau Doppler untuk menilai aliran darah.
Baca juga : Polimialgia reumatik
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan secara langsung dengan menyentuh atau mencoba menggerakkan kelompok otot tertentu sekaligus memeriksa kondisi pembuluh saraf pada daerah tersebut.
Penanganan Dislokasi Patella
Bila lutut sudah pasti bergeser dari tempat semula, tak boleh dibiarkan terlalu lama dan tentunya harus segera tertangani dengan cara yang tepat.
Pada tahap awal, prioritasnya adalah meminimalkan kerusakan yang muncul karena pembuluh darah atau saraf.
Bila kondisi ini telah dapat sembuh dan stabil, dokter akan beralih ke jaringan penunjang bila curiga adanya kerusakan, dengan melakukan:
- Relokasi, adalah usaha untuk mengembalikan tulang ke posisi semula. Tindakan ini merupakan salah satu langkah awal dalam mencegah terjadinya kerusakan saraf, pembuluh darah, ligamen, dan jaringan lutut lainnya.
- Pembedahan untuk memperbaiki adanya kerusakan pada pembuluh darah dan memperbaiki aliran darah ke kaki.
- Imobilisasi, untuk membantu mencegah cedera yang lebih jauh dan merangsang proses pemulihan. Tindakan ini dilakukan agar lutut dapat bergerak dan membantu jaringan ke arah pemulihan.
- Rehabilitasi
Setelah itu, lutut perlu mengenakan deker lutut atau dengan kruk, guna menghindari tekanan atau beban berlebihan pada lutut yang cedera.
Proses pemulihan dislokasi patella bergantung pada beberapa faktor, antara lain tingkat keparahan, usia, kekuatan otot dan ligamen, kondisi kesehatan pada umumnya, adanya penyakit penyerta (diabetes tidak terkontrol, atau penggunaan kortikosteroid), kepatuhan pasien, dan cedera ini sudah pernah berulang atau belum.
Komplikasi Bergesernya Lutut
Penanganan dislokasi lutut yang tidak tepat atau tertunda dapat menimbulkan kerusakan atau beberapa komplikasi, seperti:
- Saraf dan pembuluh darah sekitar sendi mengalami kerusakan.
- Robeknya otot, ligamen, dan jaringan penghubung otot dengan tulang pada sendi yang mengalami cedera.
- Peradangan sendi.
- Risiko cedera kembali.