Pernah merasa kaku pada bahu dan sulit digerakkan? Hati-hati ya, karena bisa jadi ini adalah gejala dari frozen shoulder. Apa sih frozen shoulder itu? Frozen shoulder atau dalam istilah medisnya yaitu adhesive capsulities merupakan kondisi yang terjadi akibat peradangan pada kapsul sendi yang membentuk jaringan parut. Akibatnya, Anda jadi sulit mengangkat atau memutar lengan karena rasa nyeri dan kaku di sekitar bahu. Lantas, apakah kondisi ini bisa ditangani? Berikut penjelasannya.
Daftar Isi
Penyebab Frozen Shoulder
Ada dua faktor yang bisa menyebabkan frozen shoulder, yakni primer (tidak diketahui penyebabnya) dan sekunder (dari kondisi lainnya). Penyebab umumnya antara lain karena:
- Memiliki riwayat cedera sebelumnya, seperti cedera tendon rotator cuff (robeknya otot di sendi bahu)
- Pernah menjalani operasi sendi bahu
- Patah tulang di sekitar bahu sehingga mengakibatkan imobilisasi pada bahu karena tidak digerakkan dalam waktu cukup lama
Beberapa hal juga bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini, yaitu penderita kencing manis, penderita kelainan kelenjar tiroid (hipertiroid), berjenis kelamin perempuan, berusia lebih dari 40 tahun, adanya penyakit penyerta lain seperti stroke dan autoimun.
Waspadai Gejalanya
Pada umumnya, gejala frozen shoulder akan menyebabkan penderitanya kesulitan dalam melakukan gerakan. Berikut gejalanya:
- Rasa nyeri di sekitar bahu
- Kekakuan pada bahu yang lama kelamaan semakin terasa
- Bahu terasa berat dan sakit saat kita akan memutarnya
- Sulit mengangkat lengan karena rasa nyeri pada sendi bahu
Beberapa kondisi juga bisa memicu rasa nyeri, seperti ketika Anda ingin menyisir rambut, mengenakan baju, menggaruk kepala atau punggung, dan mengambil barang di tempat tinggi.
Baca juga: Sering Alami Nyeri Bahu Hingga Terasa Kaku? Yuk, Kenali Penyebabnya!
Fase Gejala Frozen Shoulder
Gejala frozen shoulder biasanya berkembang secara perlahan dalam tiga tahapan. Pada setiap fase, umumnya juga berlangsung selama beberapa bulan. Berikut tahapannya:
- Fase 1 (freezing phase): Pada fase ini anda akan merasakan nyeri hebat pada area bahu dan sekitarnya. Kondisi ini akan terasa secara intens dan bertambah buruk di malam hari. Biasanya secara perlahan rasa kaku juga muncul dan berlangsung selama 2 hingga 9 bulan
- Fase 2 (frozen phase): Nyeri akan sedikit berkurang, namun kekakuan semakin parah dan gerakan bahu akan semakin terbatas. Kondisi ini tentu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari karena kesulitan menggerakkan bahu. Fase ini berlangsung sekitar 4 sampai 12 bulan
- Fase 3 (thawing phase): Rasa nyeri dan kekakuan pada sendi bahu secara perlahan akan mulai membaik. Pergerakan bahu pun kembali normal dan Anda sedikit demi sedikit mulai bisa beraktivitas kembali. Biasanya, thawing atau recovery phase ini berlangsung selama 5 sampai 24 bulan.
Diagnosis dan Penanganan
Langkah pertama untuk mendiagnosis frozen shoulder yaitu dengan melihat riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik secara komprehensif. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengetahui tingkat keparahan nyeri dan jangkauan gerak bahu yang terdampak. Selain itu, dokter mungkin juga memerlukan pemeriksaan radiologis guna memastikan kondisi nyeri yang Anda derita.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan antiinflamasi non steroid (OAINS), seperti ibuprofen atau aspirin untuk mengurangi peradangan dan meredakan nyeri. Namun, jika nyeri tak kunjung hilang, maka ada pengobatan lainnya yakni dengan terapi injeksi kortikosteroid ke area bahu yang terkena.
Penanganan lainnya yaitu dengan radiofrekuensi ablasi. Prosedur ini bertujuan untuk menghambat sinyal nyeri dengan memanfaatkan gelombang panas dari radiofrekuensi melalui jarum khusus yang dimasukkan ke sendi bahu. Dengan radiofrekuensi ablasi, anda tak perlu menjalani operasi, rasa nyeri hilang dan bahu bisa digerakkan kembali.
Keluhan di bahu seperti frozen shoulder sebaiknya memang tidak diabaikan. Kondisi yang semakin memburuk bisa menimbulkan risiko komplikasi. Untuk itu, segeralah berkonsultasi dan periksakan diri dengan dokter spesialis kami di Klinik Patella. Anda bisa menghubungi Assistance Center Patella di nomor 021-7919-6999 atau chat via whatsapp ke 0811-1443-599.
Sebagai informasi tambahan, Klinik Patella berlokasi di Mampang, Jakarta Selatan dan SMC Jakarta Gedung Amanyaak Pluit. Anda bisa langsung datang dengan membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui nomor kontak yang tertera.
Semoga sehat selalu!
Pertanyaan seputar Kenali Gejala Frozen Shoulder dan Penanganannya
Frozen shoulder ditandai dengan nyeri dan kekakuan pada bahu, yang membuat pergerakan menjadi terbatas. Nyeri ini umumnya dirasakan di sekitar bahu, lengan atas, dan otot bahu yang mengelilingi bagian atas lengan. Pada beberapa kasus, rasa sakit bisa semakin parah terutama di malam hari, sehingga mengganggu kenyamanan saat tidur.
Frozen shoulder bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi proses pemulihannya bisa berlangsung lama, yaitu sekitar 18 hingga 30 bulan. Untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi rasa nyeri, terapi fisik serta latihan gerakan bahu sangat disarankan. Jika keluhan tidak kunjung membaik, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Jika mengalami gejala frozen shoulder, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi di poli ortopedi. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan diagnosis dan menentukan pengobatan yang tepat. Gejala utama yang perlu diwaspadai meliputi nyeri pada bahu, kekakuan, dan keterbatasan gerakan yang semakin lama semakin memburuk.
Adhesive capsulitis adalah istilah medis untuk frozen shoulder, yaitu kondisi di mana jaringan kapsul sendi bahu mengalami peradangan dan menebal, sehingga menyebabkan nyeri, kekakuan, serta keterbatasan pergerakan bahu. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti menyisir rambut atau mengenakan pakaian.
Frozen shoulder dapat terjadi akibat beberapa faktor, seperti:
Cedera atau imobilisasi bahu dalam waktu lama, misalnya setelah operasi atau patah tulang.
Penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan tiroid, stroke, atau penyakit autoimun.
Faktor usia dan jenis kelamin, di mana kondisi ini lebih sering terjadi pada usia 40-60 tahun dan lebih umum dialami oleh wanita dibandingkan pria.