rheumatoid arthritis

Rheumatoid Arthritis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Terbaik

Rheumatoid arthritis (RA) menyebabkan pembengkakan sendi dan nyeri sendi, termasuk nyeri lutut. Penyakit yang populer dengan nama rematik ini termasuk penyakit autoimun, yang bisa membatasi aktivitas fisik dan sosial penderitanya.

Apa saja yang menjadi penyebabnya dan bagaimana cara mencegahnya? Simak informasi lengkap mengenai reumatoid arthritis di artikel ini, atau hubungi Klinik Patella di nomor Whatsapp 0811-8124-2022.

Apa itu rheumatoid arthritis?

Rheumatoid arthritis adalah penyakit radang kronis yang berpengaruh pada sendi dan organ lainnya. Pada beberapa orang, kondisi ini dapat merusak kulit, mata, paru-paru, jantung, dan pembuluh darah.

Sebagai penyakit autoimun, rheumatoid arthritis muncul ketika sistem kekebalan tubuh salah menyerang jaringan tubuh sendiri.

Berbeda dengan osteoarthritis yang disebabkan oleh usia dan keausan, rheumatoid arthritis menyerang lapisan sendi, menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan, dan bisa mengakibatkan kerusakan tulang serta perubahan bentuk sendi.

Gejala rheumatoid arthritis

Beberapa gejala yang bisa dirasakan oleh penderita rheumatoid arthritis adalah sebagai berikut:

  • Di pagi hari sendi akan terasa kaku.
  • Demam, nafsu makan menurun, dan tubuh terasa lelah
  • Persendian menjadi sensitif, terasa hangat, dan membengkak

Umumnya kondisi rematik akan menyerang persendian kecil, seperti sendi-sendi jemari tangan dan jemari kaki.

Tapi 40% penderita rheumatoid arthritis justru tidak mengalami gejala pada persendian, namun pada kulit, mata, paru-paru, jantung, ginjal, jaringan saraf, dll.

Baca Juga  5 Jenis Makanan yang Mengandung Vitamin D untuk Kesehatan Tulang dan Sendi

Penyebab rheumatoid arthritis dan faktor risikonya 

RA atau rematik merupakan penyakit autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh penderita justru menyerang jaringan sendi yang sehat.

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan risiko munculnya rematik meningkat, yaitu:

  • Punya anggota keluarga yang mengidap rheumatoid arthritis: Jika ada anggota keluarga yang menderita rematik, risiko Anda mungkin meningkat.
  • Perokok: Merokok meningkatkan risiko pengembangan rematik.
  • Berjenis kelamin wanita: Wanita lebih mungkin mengalami rematik dibandingkan pria.
  • Obesitas: Orang yang punya berat badan berlebihan tampaknya memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita rematik.
  • Berusia paruh baya: Penyakit ini dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling umum dimulai pada usia paruh baya.

Pengobatan rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis tidak bisa disembuhkan atau diobati. Dokter mungkin akan meresepkan obat hanya untuk mencegah gejala yang dirasakan penderita memburuk.

Pemberian obat rheumatoid arthritis

Beberapa jenis obat yang mungkin diresepkan dokter untuk penderita rematik adalah:

  • Kortikosteroid, dapat bantu mengurangi peradangan dan rasa nyeri, serta memperlambat kerusakan persendian.
  • DMARD, jenis obat ini dapat memperlambat rematik untuk semakin memburuk.
  • Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), yang dapat meredakan nyeri dan mengurangi peradangan.

Penanganan lainnya

Selain pemberian resep obat, dokter juga dapat meminta penderita rematik untuk melakukan langkah penanganan ini:

  • Terapi rheumatoid arthritis: Dokter dapat merujuk penderita RA atau rematik ke terapis fisik untuk melatih fleksibilitas persendian.
  • Tindakan pembedahan: Dokter dapat memilih tindakan pembedahan untuk memperbaiki sendi-sendi yang rusak akibat rematik

Komplikasi rheumatoid arthritis

Jika tidak ditangani gejalanya, rematik dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami:

Masalah jantung

Rematik dapat meningkatkan risiko pengerasan dan penyumbatan arteri, serta peradangan pada kantung yang melapisi jantung.

Baca Juga  Radiofrekuensi Ablasi: Solusi Pengobatan Inovatif untuk Mengatasi Foot Drop

Penyakit paru-paru

Pengidap rematik berisiko lebih tinggi untuk menderita peradangan dan jaringan parut pada jaringan paru-paru

Limfoma

Rematik meningkatkan risiko terkena limfoma, sekelompok kanker darah yang berkembang dalam sistem limfatik.

Osteoporosis

Rematik itu sendiri, bersama dengan beberapa obat yang digunakan untuk pengobatannya, dapat meningkatkan risiko osteoporosis.

Nodul rheumatoid

Benjolan jaringan yang keras ini biasanya terbentuk di sekitar titik tekanan, seperti siku. Namun, nodul ini bisa muncul di mana saja dalam tubuh, termasuk di jantung dan paru-paru.

Mata dan mulut kering

Penderita rematik beresiko lebih tinggi untuk mengidap sindrom Sjogren, yaitu gangguan kesehatan dimana jumlah kelembapan di mata dan mulut menurun.

Infeksi

Konsumsi banyak obat oleh penderita rematik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Komposisi tubuh tidak normal

Pada penderita rematik, proporsi lemak terhadap massa otot seringkali lebih tinggi.

Carpal tunnel syndrome

Jika rematik terjadi pada pergelangan tangan, maka peradangan bisa saja menekan saraf di tangan dan jari Anda.

Layanan konsultasi di Klinik Patella

Rematik adalah penyakit radang kronis yang berpengaruh pada sendi dan organ lainnya. Penyakit yang populer dengan nama rematik ini termasuk penyakit autoimun, yang bisa membatasi aktivitas fisik dan sosial penderitanya.

Klinik Patella adalah pusat terapi lutut dan kaki, termasuk untuk masalah rematik, yang mengintegrasikan berbagai bidang ilmu kedokteran, termasuk kedokteran fisik, rehabilitasi, dan anestesi.

Untuk informasi lebih lanjut terkait penyakit dan jadwal dokter, silakan chat tim Patella di nomor Whatsapp 0811-8124-2022.

Anda pun bisa langsung datang ke Klinik Patella yang beralamat di Jalan Hj. Tutty Alawiyah No.34B, Kalibata, Pancoran – Jakarta Selatan.

lamina klinik

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No.34B, RT.7/RW.5, Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12740

lamina klinik

Informasi dan Pendaftaran

021-2237-9999

lamina klinik

Email

registrasi@lamina.co.id

lamina klinik

Book Online

Appointment Now