Penyebab kram betis pada umumnya adalah akibat kontraksi otot yang tidak terkendali atau menyerupai kondisi kejang yang terjadi secara tiba-tiba dan terasa menyakitkan. Kondisi ini biasa terjadi pada otot bagian betis, paha dan juga kaki. Umumnya berlangsung selama beberapa detik atau menit.
Melansir dari Healthline (2021), 70% mereka yang mengalami kram betis adalah lansia. Namun bukan berarti kelompok usia lain tidak berpotensi mengalami kram betis. Penyakit ini juga bisa terjadi pada usia anak-anak dan juga dewasa. Umumnya mereka juga akan merasakan kram pada otot kecuali atlet.
Nyeri yang terjadi saat kram pada betis umumnya pada malam hari. Salah satu penyebab yang sering terjadi adalah karena kesalahan saat posisi tidur. Umumnya saat tidur seseorang akan menekuk posisi lutut dengan kondisi sedikit tertekuk dan bagian kaki sedikit menghadap ke bagian bawah. Pada posisi ini otot betis akan lebih relatif memendek dan lebih rentan terjadi kram. Saat posisi otot betis dalam keadaan memendek umumnya akan terjadi kontraksi yang menyebabkan otot menjadi kram.
Daftar Isi
Penyebab kram betis
Kram betis bisa terjadi karena berbagai faktor. Melansir Medical News Today (2021), berikut beberapa penyebab terjadinya kram betis yang perlu kamu tahu:
1. Jarang melakukan peregangan
Beberapa peneliti menemukan fakta jika masyarakat modern cenderung jarang melakukan aktivitas peregangan otot. Berbagai kemudahan membuat masyarakat modern cenderung jadi malas dan sedikit melakukan aktivitas gerak. Kondisi ini menyebabkan timbulnya gaya hidup sedenter atau kebiasaan lebih banyak duduk dan minim olahraga. Tentunya kebiasaan tidak sehat ini bisa menyebabkan kelenturan otot yang menyebabkan kram pada betis.
2. Posisi yang salah
Peneliti juga mengamati jika mengamati jika kamu berbaring telungkup saat tidur, maka kaki bisa berada pada posisi yang terlalu miring. Posisi inilah yang membuat otot tertarik dan menimbulkan nyeri.
Saat posisi kaki bertahan dalam waktu yang lama maka gerakan kecil saja bisa memicu terjadinya kram pada betis.
Selain itu kondisi duduk ataupun berbaring dengan cara yang salah misalnya membatasi gerakan ataupun aliran darah ke kaki, seperti saat mengistirahatkan kaki pada atas kaki lainnya atau menyilangkan kaki, bisa menyebabkan kram.
3. Dehidrasi
Seorang peneliti di Jerman mengungkapkan fakta jika terdapat beberapa bukti bahwa dehidrasi bisa memicu terjadinya risiko kram otot pada malam hari. Hal ini terjadi karena kondisi yang tidak seimbang pada elektrolit dalam darah.
Terdapat pola musiman yang sangat jelas dalam frekuensi otot. Jumlahnya bisa sangat tinggi saat musim panas dan bisa lebih rendah saat musim dingin. Kondisi ini menunjukan panas dan mungkin juga keseimbangan cairan berpengaruh pada kram otot.
4. Olahraga berlebihan
Melakukan olahraga secara berlebihan dalam durasi yang cukup panjang bisa memicu terjadinya kram pada otot. Selain itu aktivitas berlebihan juga bisa memicu kelelahan dan juga kram pada otot bagian serat yang terlalu banyak bekerja.
5. Faktor usia
Bertambahnya usia bisa menyebabkan seseorang mengalami kram betis. Mengutip dari jurnal BMC Family Practice (2021), sebanyak 33% orang dengan umur lebih dari 50 tahun mengalami kram betis ataupun kaki nokturnal kronis dan biasanya terjadi pada malam hari.
6. Kehamilan
Peneliti juga mengaitkan hubungan antara kondisi kehamilan dengan kram otot. Kondisi ini terjadi karena meningkatnya kebutuhan nutrisi pada wanita dan perubahan ataupun fluktuasi kadar hormon selama kehamilan.
7. Kondisi medis tertentu
Beberapa kondisi medis membuat seseorang jadi lebih rentan mengalami kram betis. Misalnya pada penderita diabetes, gagal hati, gagal ginjal, hipotiroidisme, osteoarthritis dan juga kerusakan saraf bisa lebih berisiko mengalami kram pada betis.
8. Kurang nutrisi
Kekurangan nutrisi seperti kalsium, magnesium dan juga ketidakseimbangan potasium bisa menyebabkan terjadinya kram betis. Hal ini karena elektrolit pada masing masing-masing jenis nutrisi bermanfaat untuk menjaga keseimbangan cairan dalam otot dan juga darah. Tak heran jika kekurangan nutrisi bisa menyebabkan munculnya kram.
Kondisi nyeri akibat kram kaki bukan merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Penderita bisa melakukan gaya hidup lebih sehat seperti konsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga dan melakukan peregangan ringan setiap hari bisa meminimalisir risiko terjadinya kram betis.
Pertanyaan Seputar Penyebab dan Penanganan Kram Betis
Kram betis terjadi ketika otot mengalami kontraksi atau mengencang secara tiba-tiba. Penyebab umumnya meliputi aktivitas fisik berlebihan, dehidrasi, atau cedera otot. Selain itu, posisi tidur yang salah, kurangnya peregangan, dan kekurangan nutrisi seperti magnesium dan kalsium juga dapat memicu kram betis.
Saat kaki kram, Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut:
Regangkan otot: Lakukan peregangan secara perlahan, misalnya dengan meluruskan kaki ke depan sambil duduk.
Pijat lembut: Pijat area yang kram untuk membantu mengendurkan otot.
Kompres dingin: Gunakan kompres dingin untuk meredakan nyeri dan peradangan.
Minum air: Pastikan tubuh terhidrasi dengan minum air putih yang cukup.
Kaki yang sering kram bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi medis, seperti dehidrasi, kekurangan mineral (kalium, kalsium, magnesium), efek samping obat, atau gangguan saraf. Selain itu, penyakit seperti diabetes, hipotiroid, atau gangguan ginjal juga dapat menyebabkan kram otot.
Kram betis bisa terjadi akibat kekurangan vitamin B, terutama vitamin B12. Untuk mencegahnya, konsumsilah makanan kaya vitamin B12 seperti daging, ikan, dan produk susu. Selain itu, pastikan asupan mineral seperti magnesium dan kalsium juga tercukupi.
Ya, nyeri atau pegal di betis bisa menjadi gejala asam urat, terutama jika disertai rasa sakit yang intens saat disentuh dan berlangsung selama beberapa jam hingga hari. Namun, nyeri betis juga bisa disebabkan oleh kram otot, cedera, atau radang tendon. Jika gejala berlanjut, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk diagnosis yang tepat.