Kolesterol tinggi sering kali dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan stroke, tetapi tahukah Anda bahwa kondisi ini juga bisa berdampak pada kesehatan sendi, termasuk nyeri lutut? Meskipun terdengar tidak langsung, beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kadar kolesterol yang tinggi dengan masalah pada sendi, terutama lutut. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana kolesterol tinggi dapat berkontribusi terhadap nyeri lutut dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Daftar Isi
Apa Itu Kolesterol Tinggi?
Photo from Freepik
Kolesterol adalah zat lemak yang ditemukan dalam darah Anda. Tubuh membutuhkan kolesterol untuk membangun sel-sel yang sehat, tetapi jika kadarnya terlalu tinggi, kolesterol dapat menumpuk di dinding arteri dan menyebabkan pembentukan plak. Plak ini bisa mempersempit arteri dan menghalangi aliran darah yang akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Hubungan Antara Kolesterol Tinggi dan Nyeri Lutut
Kolesterol tinggi tidak hanya berdampak pada pembuluh darah, tetapi juga dapat mempengaruhi sendi lutut. Salah satu teori adalah bahwa penumpukan plak di pembuluh darah tidak hanya terjadi di jantung atau otak, tetapi juga di pembuluh darah kecil yang menyuplai darah ke sendi. Jika aliran darah ke sendi terganggu, hal ini bisa menyebabkan peradangan dan rasa sakit, termasuk di lutut.
Selain itu, kolesterol tinggi juga dapat menyebabkan peradangan kronis di seluruh tubuh. Peradangan ini dapat memperburuk kondisi osteoarthritis, yaitu penyakit degeneratif sendi yang menyebabkan nyeri lutut.
Mengapa Lutut Rentan Terkena Peradangan?
Lutut adalah salah satu sendi yang paling sering digunakan dalam tubuh. Sendi ini bertanggung jawab untuk menahan beban tubuh saat berjalan, berdiri, atau berlari. Karena beban yang terus-menerus, lutut sangat rentan terhadap kerusakan dan peradangan. Ketika suplai darah ke lutut terganggu akibat penumpukan plak dari kolesterol tinggi, hal ini dapat mempercepat kerusakan sendi dan meningkatkan risiko nyeri lutut.
Cara Mengatasi Nyeri Lutut Akibat Kadar Kolesterol Tinggi
Mengelola kolesterol tinggi adalah langkah penting dalam mencegah nyeri lutut yang terkait dengan kondisi ini. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
- Diet Sehat: Konsumsi makanan yang rendah lemak jenuh dan trans, serta tinggi serat, seperti buah, sayuran, biji-bijian, dan ikan berlemak. Diet ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik seperti berjalan, berenang, atau bersepeda dapat meningkatkan kesehatan jantung dan sendi Anda, serta membantu menurunkan kolesterol.
- Berhenti Merokok: Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL), sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah sendi.
- Pengobatan: Jika diet dan olahraga tidak cukup untuk menurunkan kolesterol, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk membantu mengelola kadar kolesterol.
- Perawatan Lutut: Jika Anda sudah mengalami nyeri lutut, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, seperti injeksi PRP, Viskosuplemen, atau saran fisioterapi.
Kolesterol tinggi tidak hanya berisiko untuk kesehatan jantung, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan sendi, termasuk lutut. Dengan menjaga kadar kolesterol tetap dalam batas normal melalui pola hidup sehat dan pengobatan yang tepat, Anda dapat mengurangi risiko nyeri lutut dan mempertahankan kualitas hidup yang baik.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kami di Klinik Patella jika Anda mengalami nyeri lutut dan masalah sendi lainnya. Anda bisa membuat janji konsultasi dengan chat kami melalui nomor Whatsapp 0811-8124-2022.
Referensi Penulisan:
- National Library of Medicine. “Cross-Sectional Association between Hypercholesterolemia and Knee Pain in the Elderly with Radiographic Knee Osteoarthritis: Data from the Korean National Health and Nutritional Examination Survey”, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7957475/, diakses pada 22 Agustus 2024.
- UM Surabaya. “Dosen UM Surabaya: Ini Tanda Kolesterol Tinggi yang Muncul di Kaki”, https://d3-kep.fik.um-surabaya.ac.id/homepage/news_article?slug=dosen-um-surabaya-ini-tanda-kolesterol-tinggi-yang-muncul-di-kaki, diakses pada 22 Agustus 2024.
- Alodokter. “Penyebab kaki, lutut, dan pergelangan tangan yang kerap terasa nyeri”, https://www.alodokter.com/komunitas/topic/kolesterol-tinggia1e2ad, diakses pada 22 Agustus 2024.
***
Featured photo from Freepik
FAQ tentang Kolesterol Tinggi dan Nyeri Lutut
Ya, kolesterol tinggi dapat berkontribusi terhadap nyeri lutut. Penumpukan plak di pembuluh darah akibat kolesterol tinggi dapat menghambat aliran darah ke sendi, termasuk lutut. Kondisi ini dapat memicu peradangan dan mempercepat kerusakan sendi, sehingga meningkatkan risiko nyeri lutut, terutama pada penderita osteoarthritis.
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan kram atau nyeri pada beberapa bagian tubuh, terutama di malam hari saat beristirahat. Beberapa area yang sering terdampak meliputi tumit, telapak kaki, betis, hingga lutut. Rasa nyeri ini biasanya berkurang ketika tubuh mulai bergerak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kolesterol tinggi dapat memicu peradangan kronis, yang berperan dalam perkembangan penyakit sendi seperti rheumatoid arthritis (RA). Selain itu, penggunaan obat statin untuk menurunkan kolesterol juga dikaitkan dengan kemungkinan mempercepat munculnya RA pada individu yang berisiko.
Nyeri lutut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cedera, osteoarthritis (pengapuran sendi), peradangan, hingga gangguan metabolik seperti kolesterol tinggi. Meskipun sering dikaitkan dengan penuaan, nyeri lutut juga bisa dialami oleh individu yang lebih muda akibat pola hidup yang kurang sehat atau aktivitas fisik yang berlebihan.
Beberapa tanda kolesterol tinggi yang sering muncul, terutama di usia muda, meliputi:
Nyeri dada di sebelah kiri saat beraktivitas
Sesak napas tanpa sebab yang jelas
Nyeri pada leher, rahang, atau perut bagian atas
Muncul bercak kuning di kulit akibat penumpukan lemak
Berat badan berlebih, yang meningkatkan risiko penyakit metabolik