Artikel Terkait

nyonya maria
nyonya maria

Testimoni Pasien RFA Klinik Patella: Kisah Sembuhnya Nyonya Maria

nyonya sri dati soebono
nyonya sri dati soebono

Kisah Nyonya Sri Dati Soebono: Hilangkan Nyeri Lutut dengan Injeksi PRP

tuan arif fadilah suami gina youbi
tuan arif fadilah suami gina youbi

Cerita Tuan Arief, Suami Gina Youbi: Bebas Nyeri Lutut dengan RFA

meiske sefrina yogasara
meiske sefrina yogasara

Cerita Meiske Atasi Nyeri Lutut dengan Injeksi PRP di Klinik Patella

nyonya fida ibunda zaskia mecca
nyonya fida ibunda zaskia mecca

Kisah Nyonya Fida, Ibunda Zaskia Mecca: Klinik Patella, Nyaman!

testimoni pasien tuan fikri
testimoni pasien tuan fikri

Kisah Tuan Fikri Iskandar Kembali Aktif dengan Injeksi PRP

testimoni pasien tuan taufik
testimoni pasien tuan taufik

Kisah Tuan Taufik Bebas Nyeri Lutut dengan RFA

sakit kaki sebelah kiri pinggul ke bawah
sakit kaki sebelah kiri pinggul ke bawah

Sakit Kaki Sebelah Kiri Pinggul ke Bawah: Penyebab dan Cara Mengatasinya

punggung kaki sakit
punggung kaki sakit

Punggung Kaki Sakit: Inilah 7 Penyebab Utamanya!

nyeri tulang ekor sampai kaki
nyeri tulang ekor sampai kaki

Nyeri Tulang Ekor Sampai Kaki: Kenapa Bisa Terjadi?

pantat sakit
pantat sakit

Pantat Sakit: Apa Penyebab dan Cara Mengatasinya?

kaki kesemutan sebelah
kaki kesemutan sebelah

12 Penyebab Kaki Kesemutan Sebelah dan Cara Mengatasinya!

Cari Artikel Lainnya

Ibuprofen: Obat Antiinflamasi untuk Meredakan Nyeri dan Peradangan

December 13, 2024

ibuprofen

Ibuprofen adalah salah satu jenis obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan untuk mengobati beberapa kondisi seperti:

  • Nyeri ringan hingga sedang
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri punggung
  • Sakit gigi.
  • Mengobati demam
  • Kram menstruasi, dan kondisi lain yang ditentukan oleh dokter Anda.

Obat ini juga membantu meredakan gejala arthritis (seperti osteoartritis, artritis reumatoid, atau artritis juvenil), seperti peradangan, pembengkakan, kekakuan, dan nyeri sendi.

Namun obat ini tidak menyembuhkan arthritis dan hanya akan membantu selama Anda terus mengonsumsinya.

Kontak kami untuk informasi lebih lanjut mengenai kondisi nyeri lutut atau kaki. Anda dapat menghubungi Klinik Patella via WhatsApp di nomor 0811-8124-2022.

Cara kerja ibuprofen

Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat zat-zat tertentu dalam tubuh yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan demam. Ibuprofen juga dapat digunakan untuk kondisi lain sesuai dengan petunjuk dari dokter.

Dosis Aman dan Cara Penggunaan Ibuprofen

Ibuprofen tersedia dalam beberapa bentuk dosis yang dapat dikonsumsi melalui mulut, antara lain:

  • Tablet oral: 100 mg, 200 mg, 400 mg, 600 mg, 800 mg
  • Kapsul oral: 200 mg
  • Tablet kunyah: 50 mg, 100 mg
  • Suspensi oral: 50 mg/1,25 mL, 100 mg/5 mL

Sebelum mengkonsumsi ibuprofen

Dalam memutuskan untuk menggunakan obat, risiko yang terkait dengan penggunaan obat harus dipertimbangkan dengan manfaat yang akan diperoleh.

Jika ibuprofen diresepkan oleh dokter, ikuti petunjuk penggunaan yang diberikan. Jika Anda mengonsumsi ibuprofen yang dijual bebas, jangan mengonsumsinya lebih dari 10 hari tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Jangan berbagi resep ibuprofen dengan orang lain, meskipun memiliki kondisi yang sama dengan Anda. Ini dapat membahayakan mereka. Ini adalah keputusan yang harus Anda buat bersama dokter Anda. 

Alergi ibuprofen

Beritahu dokter Anda jika Anda pernah mengalami reaksi alergi atau reaksi tidak biasa terhadap obat ini atau obat lainnya. Juga beri tahu tenaga medis jika Anda memiliki alergi terhadap hal lain, seperti makanan, pewarna, pengawet, atau hewan. Untuk produk yang dijual bebas, baca label atau bahan kemasan dengan hati-hati.

Orang lansia

Studi yang sesuai hingga saat ini belum menunjukkan masalah khusus pada pasien lansia yang dapat membatasi manfaat ibuprofen pada usia lanjut.

Namun, pasien lansia lebih mungkin mengalami masalah ginjal terkait usia, yang mungkin memerlukan penyesuaian dosis pada pasien yang mengonsumsi ibuprofen.

Ibu menyusui

Studi pada wanita menunjukkan bahwa obat ini memiliki risiko minimal terhadap bayi yang disusui jika digunakan selama menyusui.

Bagaimana cara menyimpan ibuprofen?

Ibuprofen harus disimpan pada suhu ruangan, antara 20°C hingga 25°C (68°F hingga 77°F). Obat ini dapat terpapar suhu antara 15°C hingga 30°C (59°F hingga 86°F) untuk jangka waktu singkat, seperti saat proses pengiriman. Simpan di tempat yang sejuk dan kering.

Efek Samping dan Risiko Penggunaan Ibuprofen

Berikut adalah efek samping yang paling umum dari ibuprofen. Beritahukan dokter jika Anda mengalami efek samping ini yang mengganggu seperti:

  • Nyeri perut
  • Sembelit atau diare
  • Gas atau sakit maag
  • Mual atau muntah
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Ruam kulit
  • Pendarahan (lihat penjelasan lebih lanjut di bawah)
  • Nyeri di tempat suntikan (untuk suntikan)
  • Anemia (penggunaan suntikan pada anak-anak)

Adakah efek samping serius dari Ibuprofen? Meskipun jarang, efek samping serius dari ibuprofen dijelaskan di bawah ini, beserta langkah yang harus diambil jika terjadi:

Serangan jantung dan stroke

Ibuprofen dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke yang dapat berujung pada kematian.

Risiko penyakit ini lebih tinggi pada orang dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya, serta dengan penggunaan ibuprofen dalam jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.

Jangan mengonsumsi ibuprofen jika Anda baru saja mengalami serangan jantung tanpa berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Pendarahan

Ibuprofen dapat meningkatkan risiko pendarahan, terutama jika Anda memiliki gangguan perdarahan atau mengonsumsi obat lain yang dapat meningkatkan risiko pendarahan.

Segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami tanda-tanda pendarahan, seperti memar atau perdarahan yang mudah terjadi.

Pendarahan pada perut

Ibuprofen dapat meningkatkan risiko pendarahan, tukak lambung, dan robekan (perforasi) pada saluran pencernaan Anda.

Risiko pendarahan pada perut lebih tinggi jika Anda memiliki riwayat:

  • Tukak lambung
  • Masalah perdarahan
  • Mengonsumsi dosis tinggi ibuprofen
  • Mengonsumsi ibuprofen lebih lama dari yang disarankan
  • Memiliki kondisi kesehatan yang buruk
  • Berusia 60 tahun atau lebih
  • Memiliki penyakit hati
  • Merokok
  • Minum alkohol
  • Mengonsumsi obat lain tertentu.

Hentikan penggunaan ibuprofen dan segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala berikut:

  • Muntah darah
  • Tinja berwarna hitam atau seperti ter (tar)
  • Nyeri perut yang tidak kunjung hilang
  • Gangguan pencernaan
  • Merasa pusing

Anemia

Ibuprofen dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi yang menyebabkan rendahnya jumlah sel darah merah. Beritahukan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala anemia berikut:

  • Kelemahan atau kelelahan yang tidak biasa
  • Tangan dan kaki terasa dingin
  • Detak jantung cepat atau tidak normal
  • Kulit pucat atau kekuningan
  • Pusing, merasa ringan kepala, atau seperti akan pingsan
  • Sesak napas

Kerusakan hati

Kerusakan hati, yang juga disebut hepatotoksisitas, dapat terjadi akibat penggunaan ibuprofen. Hubungi penyedia layanan kesehatan Anda segera jika Anda mengalami gejala-gejala kerusakan hati berikut:

  • Mual atau muntah
  • Nyeri perut atau perut bagian bawah
  • Demam
  • Kelemahan atau kelelahan yang tidak biasa
  • Gatal-gatal
  • Kehilangan nafsu makan
  • Tinja berwarna terang
  • Urine berwarna gelap
  • Kulit atau putih mata yang menguning (jaundice)

Peningkatan tekanan darah (Hipertensi)

Ibuprofen dapat meningkatkan tekanan darah atau memperburuk kondisi hipertensi jika Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Hubungi dokter jika tekanan darah Anda meningkat saat mengonsumsi obat ini.

Jika Anda mengukur tekanan darah dan angka atas (sistolik) mencapai 180 mm Hg atau lebih tinggi, atau angka bawah (diastolik) mencapai 120 mm Hg atau lebih tinggi, segera temui dokter.

Peningkatan tekanan darah mungkin tidak terasa, namun waspadai gejala-gejala berikut sebagai tanda tekanan darah sangat tinggi:

Sakit kepala yang parah secara tiba-tiba

  • Nyeri dada
  • Pusing atau kebingungan
  • Kesulitan bernapas
  • Mual/muntah
  • Penglihatan kabur atau perubahan penglihatan lainnya
  • Kecemasan
  • Telinga berdenging
  • Mimisan
  • Perasaan detak jantung yang terlewat

Gagal jantung

Ibuprofen dapat meningkatkan risiko gagal jantung. Hentikan penggunaan ibuprofen dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala-gejala gagal jantung berikut:

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas, terutama saat berbaring
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah
  • Kenaikan berat badan yang tidak biasa
  • Kelelahan yang tidak biasa

Kerusakan ginjal

Kerusakan ginjal dapat terjadi akibat penggunaan ibuprofen. Hentikan penggunaan ibuprofen dan segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda mengalami gejala-gejala kerusakan ginjal berikut:

  • Berkurangnya frekuensi buang air kecil
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah (edema)
  • Kelemahan atau kelelahan yang tidak biasa
  • Kesulitan bernapas atau nyeri/tekanan dada
  • Kebingungan
  • Mual
  • Kejang

Reaksi alergi berat

Ibuprofen dapat menyebabkan reaksi alergi, termasuk jenis reaksi alergi yang disebut DRESS (Drug Reaction with Eosinophilia and Systemic Symptoms) atau hipersensitivitas multiorgan.

Ini adalah reaksi yang dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk hati, ginjal, dan jantung. Hentikan penggunaan obat dan segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala reaksi alergi berat berikut:

  • Kesulitan bernapas atau mengi
  • Jantung berdebar-debar
  • Demam atau rasa tidak enak badan secara umum
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Pembengkakan wajah, bibir, mulut, lidah, atau tenggorokan
  • Kesulitan menelan atau tenggorokan terasa sempit
  • Gatal-gatal, ruam kulit, atau benjolan merah pucat pada kulit yang disebut biduran (urtikaria)
  • Mual atau muntah
  • Pusing, merasa ringan kepala, atau pingsan
  • Kram perut
  • Nyeri sendi
  • Urine berwarna gelap
  • Kulit atau putih mata yang menguning (jaundice)

Reaksi kulit berat

Ibuprofen dapat menyebabkan reaksi kulit berat, seperti dermatitis eksfoliatif, Sindrom Stevens-Johnson (SJS), dan Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN) yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Jika Anda mengalami ruam kulit, hentikan penggunaan obat ini dan segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda. Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala reaksi kulit berat berikut:

  • Kulit merah atau ungu yang terasa nyeri, terbakar, dan mengelupas
  • Ruam merah datar atau lepuh pada kulit, mulut, hidung, dan alat kelamin
  • Mata merah, nyeri, atau berair
  • Demam atau rasa tidak enak badan secara umum
  • Area kulit menebal
  • Luka yang mengeras

Masalah mata

Ibuprofen kadang-kadang dapat memengaruhi penglihatan Anda. Hentikan penggunaan ibuprofen dan bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda mengalami gejala-gejala berikut:

  • Penglihatan kabur atau berkurang
  • Titik buta
  • Perubahan dalam cara Anda melihat warna
  • Peringatan & Pencegahan

Siapa yang sebaiknya tidak menggunakan ibuprofen?

Orang yang alergi terhadap salah satu bahan berikut sebaiknya tidak menggunakan produk ibuprofen, yaitu ibuprofen, advil, caldolor, motrin, aspirin atau obat lain yang dikenal sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), ahan-bahan dalam produk ibuprofen tertentu

Sebaiknya hindari pula mengonsumsi ibuprofen tepat sebelum atau setelah menjalani operasi jantung, seperti operasi bypass arteri koroner (CABG).

Mengonsumsi ibuprofen pada waktu ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.

Layanan nyeri lutut di Klinik Patella

Klinik Patella hadir sebagai pusat perawatan khusus untuk masalah nyeri lutut dan cedera terkait. Kami memahami betul bahwa masalah lutut dapat mengganggu mobilitas dan kualitas hidup Anda.

Nyeri lutut sering kali menurunkan kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari, dan dalam banyak kasus, rasa sakit serta pembatasan gerakan menjadi masalah yang harus segera diatasi.

Dengan tim medis berpengalaman, terdiri dari dokter spesialis ortopedi dan fisioterapis terlatih, Klinik Patella siap memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan cedera lutut yang Anda alami.

Jika Anda sedang mencari solusi untuk masalah lutut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan kami. Tim medis kami akan membantu Anda melalui setiap langkah perawatan untuk memastikan pemulihan yang optimal.

Kontak kami untuk informasi lebih lanjut atau untuk menjadwalkan konsultasi, Anda dapat menghubungi kami via WhatsApp di nomor 0811-8124-2022.

Anda juga dapat mengunjungi Klinik Patella secara langsung di alamat Jalan Hj. Tutty Alawiyah No.34B, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.

Percayakan perawatan lutut Anda kepada kami di Klinik Patella, tempat di mana kesehatan lutut Anda adalah prioritas utama.

Pertanyaan Informasi Lengkap tentang Ibuprofen

Ibuprofen digunakan untuk mengatasi nyeri apa saja?

Ibuprofen adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Obat ini efektif untuk mengatasi berbagai kondisi, seperti:
Nyeri kepala
Nyeri gigi
Nyeri haid
Nyeri otot dan sendi
Peradangan akibat arthritis
Selain itu, ibuprofen juga dapat digunakan sebagai penurun demam dalam kondisi tertentu.

Apakah paracetamol dan ibuprofen sama?

Meskipun sama-sama digunakan untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam, paracetamol dan ibuprofen memiliki mekanisme kerja yang berbeda.
Ibuprofen bekerja dengan cara mengurangi peradangan langsung di area yang mengalami nyeri atau bengkak.
Paracetamol bekerja di pusat sistem saraf, tepatnya di otak, untuk mengurangi rasa sakit dan menurunkan demam.
Keduanya bisa digunakan sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan nyeri, serta anjuran dari dokter atau apoteker.

Kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi ibuprofen?

Ibuprofen sebaiknya dikonsumsi sesuai petunjuk dokter atau aturan yang tertera pada kemasan. Berikut adalah beberapa panduan umum dalam mengonsumsi ibuprofen:
Minumlah setelah makan untuk mengurangi risiko gangguan pencernaan.
Jangan berbaring selama minimal 10 menit setelah minum ibuprofen, agar obat dapat bekerja dengan optimal dan mengurangi kemungkinan efek samping seperti nyeri lambung.
Jika ragu atau memiliki kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Apakah ibuprofen termasuk obat keras?

Ibuprofen dikategorikan berdasarkan dosisnya:
Ibuprofen dengan dosis 100 mg atau 200 mg termasuk dalam Obat Bebas Terbatas (memiliki logo biru pada kemasan).
Ibuprofen dengan dosis 400 mg atau lebih dikategorikan sebagai Obat Keras (memiliki logo merah), yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Selalu pastikan untuk mengonsumsi ibuprofen sesuai dengan petunjuk yang diberikan guna menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Apa yang terjadi jika mengonsumsi ibuprofen dalam jumlah berlebihan?

Mengonsumsi ibuprofen dalam dosis yang melebihi anjuran dapat meningkatkan risiko efek samping serius, seperti:
Iritasi lambung atau tukak lambung, yang bisa menyebabkan nyeri perut atau gangguan pencernaan.
Pendarahan pada saluran pencernaan, yang bisa ditandai dengan muntah darah atau tinja berwarna hitam seperti ter.
Kerusakan hati atau ginjal, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang atau tanpa pengawasan dokter.
Jika mengalami gejala overdosis atau efek samping serius, segera cari bantuan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Artikel Lainnya

bekam untuk radang sendi

Bekam untuk Radang Sendi: Efektifkah Metode Ini?

sakit lutut sebelah kiri

Penanganan Awal Sakit Lutut Sebelah Kiri

nyeri sendi berpindah-pindah

Nyeri Sendi Berpindah-pindah, Kenali Penyebabnya!

minyak ikan untuk radang sendi

Minyak Ikan untuk Radang Sendi: Solusi Kesehatan Sendi?