Ibuprofen adalah salah satu jenis obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan untuk mengobati beberapa kondisi seperti:
- Nyeri ringan hingga sedang
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Nyeri punggung
- Sakit gigi.
- Mengobati demam
- Kram menstruasi, dan kondisi lain yang ditentukan oleh dokter Anda.
Obat ini juga membantu meredakan gejala arthritis (seperti osteoartritis, artritis reumatoid, atau artritis juvenil), seperti peradangan, pembengkakan, kekakuan, dan nyeri sendi.
Namun obat ini tidak menyembuhkan arthritis dan hanya akan membantu selama Anda terus mengonsumsinya.
Kontak kami untuk informasi lebih lanjut mengenai kondisi nyeri lutut atau kaki. Anda dapat menghubungi Klinik Patella via WhatsApp di nomor 0811-8124-2022.
Daftar Isi
- Cara kerja ibuprofen
- Dosis Aman dan Cara Penggunaan Ibuprofen
- Sebelum mengkonsumsi ibuprofen
- Alergi ibuprofen
- Orang lansia
- Ibu menyusui
- Bagaimana cara menyimpan ibuprofen?
- Efek Samping dan Risiko Penggunaan Ibuprofen
- Serangan jantung dan stroke
- Pendarahan
- Pendarahan pada perut
- Anemia
- Kerusakan hati
- Peningkatan tekanan darah (Hipertensi)
- Gagal jantung
- Kerusakan ginjal
- Reaksi alergi berat
- Reaksi kulit berat
- Masalah mata
- Siapa yang sebaiknya tidak menggunakan ibuprofen?
- Layanan nyeri lutut di Klinik Patella
Cara kerja ibuprofen
Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat zat-zat tertentu dalam tubuh yang menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan demam. Ibuprofen juga dapat digunakan untuk kondisi lain sesuai dengan petunjuk dari dokter.
Dosis Aman dan Cara Penggunaan Ibuprofen
Ibuprofen tersedia dalam beberapa bentuk dosis yang dapat dikonsumsi melalui mulut, antara lain:
- Tablet oral: 100 mg, 200 mg, 400 mg, 600 mg, 800 mg
- Kapsul oral: 200 mg
- Tablet kunyah: 50 mg, 100 mg
- Suspensi oral: 50 mg/1,25 mL, 100 mg/5 mL
Sebelum mengkonsumsi ibuprofen
Dalam memutuskan untuk menggunakan obat, risiko yang terkait dengan penggunaan obat harus dipertimbangkan dengan manfaat yang akan diperoleh.
Jika ibuprofen diresepkan oleh dokter, ikuti petunjuk penggunaan yang diberikan. Jika Anda mengonsumsi ibuprofen yang dijual bebas, jangan mengonsumsinya lebih dari 10 hari tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Jangan berbagi resep ibuprofen dengan orang lain, meskipun memiliki kondisi yang sama dengan Anda. Ini dapat membahayakan mereka. Ini adalah keputusan yang harus Anda buat bersama dokter Anda.
Alergi ibuprofen
Beritahu dokter Anda jika Anda pernah mengalami reaksi alergi atau reaksi tidak biasa terhadap obat ini atau obat lainnya. Juga beri tahu tenaga medis jika Anda memiliki alergi terhadap hal lain, seperti makanan, pewarna, pengawet, atau hewan. Untuk produk yang dijual bebas, baca label atau bahan kemasan dengan hati-hati.
Orang lansia
Studi yang sesuai hingga saat ini belum menunjukkan masalah khusus pada pasien lansia yang dapat membatasi manfaat ibuprofen pada usia lanjut.
Namun, pasien lansia lebih mungkin mengalami masalah ginjal terkait usia, yang mungkin memerlukan penyesuaian dosis pada pasien yang mengonsumsi ibuprofen.
Ibu menyusui
Studi pada wanita menunjukkan bahwa obat ini memiliki risiko minimal terhadap bayi yang disusui jika digunakan selama menyusui.
Bagaimana cara menyimpan ibuprofen?
Ibuprofen harus disimpan pada suhu ruangan, antara 20°C hingga 25°C (68°F hingga 77°F). Obat ini dapat terpapar suhu antara 15°C hingga 30°C (59°F hingga 86°F) untuk jangka waktu singkat, seperti saat proses pengiriman. Simpan di tempat yang sejuk dan kering.
Efek Samping dan Risiko Penggunaan Ibuprofen
Berikut adalah efek samping yang paling umum dari ibuprofen. Beritahukan dokter jika Anda mengalami efek samping ini yang mengganggu seperti:
- Nyeri perut
- Sembelit atau diare
- Gas atau sakit maag
- Mual atau muntah
- Pusing
- Sakit kepala
- Ruam kulit
- Pendarahan (lihat penjelasan lebih lanjut di bawah)
- Nyeri di tempat suntikan (untuk suntikan)
- Anemia (penggunaan suntikan pada anak-anak)
Adakah efek samping serius dari Ibuprofen? Meskipun jarang, efek samping serius dari ibuprofen dijelaskan di bawah ini, beserta langkah yang harus diambil jika terjadi:
Serangan jantung dan stroke
Ibuprofen dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke yang dapat berujung pada kematian.
Risiko penyakit ini lebih tinggi pada orang dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya, serta dengan penggunaan ibuprofen dalam jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.
Jangan mengonsumsi ibuprofen jika Anda baru saja mengalami serangan jantung tanpa berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Pendarahan
Ibuprofen dapat meningkatkan risiko pendarahan, terutama jika Anda memiliki gangguan perdarahan atau mengonsumsi obat lain yang dapat meningkatkan risiko pendarahan.
Segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami tanda-tanda pendarahan, seperti memar atau perdarahan yang mudah terjadi.
Pendarahan pada perut
Ibuprofen dapat meningkatkan risiko pendarahan, tukak lambung, dan robekan (perforasi) pada saluran pencernaan Anda.
Risiko pendarahan pada perut lebih tinggi jika Anda memiliki riwayat:
- Tukak lambung
- Masalah perdarahan
- Mengonsumsi dosis tinggi ibuprofen
- Mengonsumsi ibuprofen lebih lama dari yang disarankan
- Memiliki kondisi kesehatan yang buruk
- Berusia 60 tahun atau lebih
- Memiliki penyakit hati
- Merokok
- Minum alkohol
- Mengonsumsi obat lain tertentu.
Hentikan penggunaan ibuprofen dan segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala berikut:
- Muntah darah
- Tinja berwarna hitam atau seperti ter (tar)
- Nyeri perut yang tidak kunjung hilang
- Gangguan pencernaan
- Merasa pusing
Anemia
Ibuprofen dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi yang menyebabkan rendahnya jumlah sel darah merah. Beritahukan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala anemia berikut:
- Kelemahan atau kelelahan yang tidak biasa
- Tangan dan kaki terasa dingin
- Detak jantung cepat atau tidak normal
- Kulit pucat atau kekuningan
- Pusing, merasa ringan kepala, atau seperti akan pingsan
- Sesak napas
Kerusakan hati
Kerusakan hati, yang juga disebut hepatotoksisitas, dapat terjadi akibat penggunaan ibuprofen. Hubungi penyedia layanan kesehatan Anda segera jika Anda mengalami gejala-gejala kerusakan hati berikut:
- Mual atau muntah
- Nyeri perut atau perut bagian bawah
- Demam
- Kelemahan atau kelelahan yang tidak biasa
- Gatal-gatal
- Kehilangan nafsu makan
- Tinja berwarna terang
- Urine berwarna gelap
- Kulit atau putih mata yang menguning (jaundice)
Peningkatan tekanan darah (Hipertensi)
Ibuprofen dapat meningkatkan tekanan darah atau memperburuk kondisi hipertensi jika Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Hubungi dokter jika tekanan darah Anda meningkat saat mengonsumsi obat ini.
Jika Anda mengukur tekanan darah dan angka atas (sistolik) mencapai 180 mm Hg atau lebih tinggi, atau angka bawah (diastolik) mencapai 120 mm Hg atau lebih tinggi, segera temui dokter.
Peningkatan tekanan darah mungkin tidak terasa, namun waspadai gejala-gejala berikut sebagai tanda tekanan darah sangat tinggi:
Sakit kepala yang parah secara tiba-tiba
- Nyeri dada
- Pusing atau kebingungan
- Kesulitan bernapas
- Mual/muntah
- Penglihatan kabur atau perubahan penglihatan lainnya
- Kecemasan
- Telinga berdenging
- Mimisan
- Perasaan detak jantung yang terlewat
Gagal jantung
Ibuprofen dapat meningkatkan risiko gagal jantung. Hentikan penggunaan ibuprofen dan segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala-gejala gagal jantung berikut:
- Sesak napas atau kesulitan bernapas, terutama saat berbaring
- Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah
- Kenaikan berat badan yang tidak biasa
- Kelelahan yang tidak biasa
Kerusakan ginjal
Kerusakan ginjal dapat terjadi akibat penggunaan ibuprofen. Hentikan penggunaan ibuprofen dan segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda mengalami gejala-gejala kerusakan ginjal berikut:
- Berkurangnya frekuensi buang air kecil
- Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah (edema)
- Kelemahan atau kelelahan yang tidak biasa
- Kesulitan bernapas atau nyeri/tekanan dada
- Kebingungan
- Mual
- Kejang
Reaksi alergi berat
Ibuprofen dapat menyebabkan reaksi alergi, termasuk jenis reaksi alergi yang disebut DRESS (Drug Reaction with Eosinophilia and Systemic Symptoms) atau hipersensitivitas multiorgan.
Ini adalah reaksi yang dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk hati, ginjal, dan jantung. Hentikan penggunaan obat dan segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala reaksi alergi berat berikut:
- Kesulitan bernapas atau mengi
- Jantung berdebar-debar
- Demam atau rasa tidak enak badan secara umum
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Pembengkakan wajah, bibir, mulut, lidah, atau tenggorokan
- Kesulitan menelan atau tenggorokan terasa sempit
- Gatal-gatal, ruam kulit, atau benjolan merah pucat pada kulit yang disebut biduran (urtikaria)
- Mual atau muntah
- Pusing, merasa ringan kepala, atau pingsan
- Kram perut
- Nyeri sendi
- Urine berwarna gelap
- Kulit atau putih mata yang menguning (jaundice)
Reaksi kulit berat
Ibuprofen dapat menyebabkan reaksi kulit berat, seperti dermatitis eksfoliatif, Sindrom Stevens-Johnson (SJS), dan Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN) yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Jika Anda mengalami ruam kulit, hentikan penggunaan obat ini dan segera hubungi penyedia layanan kesehatan Anda. Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala reaksi kulit berat berikut:
- Kulit merah atau ungu yang terasa nyeri, terbakar, dan mengelupas
- Ruam merah datar atau lepuh pada kulit, mulut, hidung, dan alat kelamin
- Mata merah, nyeri, atau berair
- Demam atau rasa tidak enak badan secara umum
- Area kulit menebal
- Luka yang mengeras
Masalah mata
Ibuprofen kadang-kadang dapat memengaruhi penglihatan Anda. Hentikan penggunaan ibuprofen dan bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda mengalami gejala-gejala berikut:
- Penglihatan kabur atau berkurang
- Titik buta
- Perubahan dalam cara Anda melihat warna
- Peringatan & Pencegahan
Siapa yang sebaiknya tidak menggunakan ibuprofen?
Orang yang alergi terhadap salah satu bahan berikut sebaiknya tidak menggunakan produk ibuprofen, yaitu ibuprofen, advil, caldolor, motrin, aspirin atau obat lain yang dikenal sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), ahan-bahan dalam produk ibuprofen tertentu
Sebaiknya hindari pula mengonsumsi ibuprofen tepat sebelum atau setelah menjalani operasi jantung, seperti operasi bypass arteri koroner (CABG).
Mengonsumsi ibuprofen pada waktu ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.
Layanan nyeri lutut di Klinik Patella
Klinik Patella hadir sebagai pusat perawatan khusus untuk masalah nyeri lutut dan cedera terkait. Kami memahami betul bahwa masalah lutut dapat mengganggu mobilitas dan kualitas hidup Anda.
Nyeri lutut sering kali menurunkan kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari, dan dalam banyak kasus, rasa sakit serta pembatasan gerakan menjadi masalah yang harus segera diatasi.
Dengan tim medis berpengalaman, terdiri dari dokter spesialis ortopedi dan fisioterapis terlatih, Klinik Patella siap memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan cedera lutut yang Anda alami.
Jika Anda sedang mencari solusi untuk masalah lutut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan kami. Tim medis kami akan membantu Anda melalui setiap langkah perawatan untuk memastikan pemulihan yang optimal.
Kontak kami untuk informasi lebih lanjut atau untuk menjadwalkan konsultasi, Anda dapat menghubungi kami via WhatsApp di nomor 0811-8124-2022.
Anda juga dapat mengunjungi Klinik Patella secara langsung di alamat Jalan Hj. Tutty Alawiyah No.34B, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.
Percayakan perawatan lutut Anda kepada kami di Klinik Patella, tempat di mana kesehatan lutut Anda adalah prioritas utama.