Sendi berbunyi ‘krek’ saat melakukan peregangan apakah normal?
Sendi merupakan sambungan dari beberapa tulang. Kemudianm, ada dua jenis sendi, yaitu sendi mati dan gerak. Sendi gerak inilah yang bisa mengeluarkan bunyi, seperti buku-buku jari, punggung, leher, lutut, pergelangan kaki, dan siku.
Daftar Isi
Alasan Sendi Berbunyi ‘Krek’
1. Pengeluaran udara dari cairan
Cairan sinovial yang berada pada sendi berfungsi sebagai pelumas. Cairan inilah mengandung oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida. Saat sengaja ingin membuat sendi berbunyi “krek” tandanya kamu meregangkan kapsul sendi.
Pada saat itu, terjadi pelepasan gas yang terkandung dalam cairan dan berlangsung sangat cepat sehingga membentuk gelembung. Jika ingin mengulang bunyi yang sama lagi, maka perlu menunggu beberapa saat hingga gas kembali ke dalam cairan sinovial.
2. Pergerakan sendi, tendon, dan ligamen
Saat sendi bergerak, posisi tendon bergeser sedikit keluar dari posisi awal. Saat tendon kembali ke posisi semula, mungkin akan terdengar bunyi “krek”.
Pada saat waktu yang bersamaan, ligamen semakin menegang. Hal ini sering terjadi pada sendi lutut atau pergelangan kaki sehingga menimbulkan bunyi “krek”.
3. Permukaan sendi yang kasar
Pada penderita arthritis, sendi dalam tubuh akan lebih sering mengeluarkan bunyi “krek”. Hal ini bisa terjadi karena hilangnya tulang lunak yang halus dan permukaan sendi yang menjadi kasar.
Apakah sendi berbunyi memiliki dampak buruk?
Sendi berbunyi “krek” ketika melakukan peregangan tidak akan menyebabkan masalah yang serius pada sistem gerak tubuh.
Kebanyakan orang, membunyikan sendi untuk membantu menghilangkan rasa pegal. Mungkin satu atau dua kali melakukannya tidak begitu menjadi masalah. Namun, meski pegal hilang, hal ini hanya bersifat sementara. Apalagi jika menjadi kebiasaan, bisa menyalahi aturan sendi yang sebenarnya.
Apalagi, tulang rawan memiliki sifat elastis dan lentur. Jika, terlalu sering mengeluarkan bunyi saat melakukan peregangan berpotensi menghancurkan bagian-bagian yang terdapat di dalamnya.
Sebagai contoh, bila gerakan tersebut dilakukan pada area leher dan mengalami saraf terjepit, dampaknya bisa menghambat komando otak ke organ anggota gerak pada tubuh.
Oleh sebab itu, akan lebih baik untuk tidak melakukan kebiasaan menghasilkan bunyi dari sendi saat melakukan peregangan demi menghindari hal-hal yang tidak Anda inginkan.
Selain itu, menurut laman John Hopkins Medicine, jika setelah membuat sendi menghasilkan bunyi Anda merasa sakit hingga terjadi pembengkakan, segera periksakan kondisi ke dokter. Hal tersebut menandakan Anda mengalami cedera dan membutuhkan penanganan segera.
Tak hanya itu, Anda juga perlu waspada dengan bunyi “krek” yang terdengar kasar dan kencang saat sedang melakukan peregangan sendi. Pasalnya, hal ini bisa menjadi salah satu gejala dari osteoarthritis yang perlu Anda waspadai.
FAQ: Penyebab Sendi Berbunyi ‘Krek
Bunyi ‘krek’ pada sendi dapat terjadi karena pergeseran posisi tendon yang sementara keluar dari jalurnya saat sendi bergerak. Ketika tendon kembali ke posisi semula, akan terdengar suara ‘krek’. Selain itu, ketegangan pada ligamen yang terjadi bersamaan juga bisa menyebabkan suara tersebut, terutama di area lutut dan pergelangan kaki.
Untuk menjaga kesehatan dan pelumasan sendi, Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung omega-3, glucosamine, dan chondroitin.
Makanan tinggi omega-3: Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan trout.
Sumber alami glucosamine dan chondroitin: Kaldu tulang, sayuran hijau, dan biji rami.
Tulang berbunyi saat bergerak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
Gesekan antara tulang rawan akibat keausan sendi.
Pelepasan gas dari cairan sendi, yang terjadi saat kapsul sendi diregangkan dan gas-gas dalam cairan sinovial dilepaskan.
Perubahan posisi tendon, yang menyebabkan bunyi ‘krek’ saat kembali ke tempatnya.
Bunyi ‘krek’ pada sendi yang terjadi sesekali umumnya tidak berbahaya. Namun, jika suara tersebut disertai rasa nyeri, pembengkakan, atau terjadi secara terus-menerus, maka ada kemungkinan terjadi kondisi seperti arthritis atau kerusakan tulang rawan. Segera periksakan ke dokter jika mengalami gejala tersebut.
Meskipun beberapa orang merasa lebih rileks setelah membunyikan sendi, kebiasaan ini jika dilakukan terlalu sering dapat mempengaruhi struktur sendi dan jaringan lunak di sekitarnya. Jika gerakan ini dilakukan dengan cara yang salah, terutama di area leher atau punggung, risiko cedera seperti saraf terjepit juga dapat meningkat.