Artikel Terkait

radang sendi lutut - PATELLA
radang sendi lutut - PATELLA

Pentingnya Memahami 7 Gejala Radang Sendi Lutut

obat radang sendi di apotik
obat radang sendi di apotik

Obat Radang Sendi di Apotik: Solusi untuk Mengatasi Nyeri dan Inflamasi

radang sendi - PATELLA
radang sendi - PATELLA

Radang Sendi: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

radang sendi lutut apakah bisa sembuh
radang sendi lutut apakah bisa sembuh

Radang Sendi Lutut: Apakah Bisa Sembuh?

makanan untuk radang sendi - PATELLA
makanan untuk radang sendi - PATELLA

9 Makanan untuk Radang Sendi: Solusi Meredakan Nyeri

vitamin untuk radang sendi
vitamin untuk radang sendi

Vitamin untuk Radang Sendi: Ini Manfaatnya!

biaya suntik steroid untuk radang sendi - PATELLA
biaya suntik steroid untuk radang sendi - PATELLA

Mahalkah Biaya Suntik Steroid untuk Radang Sendi?

infused water untuk nyeri lutut
infused water untuk nyeri lutut

Mengenal Manfaat dan Bahan Infused Water untuk Nyeri Lutut

apakah radang sendi berbahaya - PATELLA
apakah radang sendi berbahaya - PATELLA

Apakah Radang Sendi Berbahaya? Cek Informasinya di Sini

pantangan radang sendi
pantangan radang sendi

​​Pantangan Radang Sendi: Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari

nyeri lutut setelah olahraga
nyeri lutut setelah olahraga

Nyeri Lutut Setelah Olahraga: Penyebab dan Cara Mengatasinya!

vitamin osteoarthritis
vitamin osteoarthritis

Vitamin Osteoarthritis: Apa Saja Peran dan Manfaatnya?

Cari Artikel Lainnya

Pentingnya Memahami 7 Gejala Radang Sendi Lutut

February 4, 2025

radang sendi lutut - PATELLA

Radang sendi lutut, atau dikenal dengan istilah arthritis pada lutut, adalah kondisi yang melibatkan peradangan pada sendi lutut.

Kondisi ini menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan, dan kekakuan, sehingga mengganggu fungsi lutut sebagai penopang utama tubuh saat bergerak. 

Radang sendi lutut dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, tetapi lebih umum dialami oleh orang lanjut usia, mereka yang memiliki gaya hidup kurang aktif, atau mereka yang sering mengalami tekanan berlebih pada lutut.

Arthritis pada lutut menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi karena lutut adalah sendi yang paling sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, berlari, menaiki tangga, atau bahkan sekadar berdiri.

Lutut juga merupakan sendi yang rentan terhadap cedera dan keausan sehingga lebih mudah mengalami gangguan.

Umumnya, radang sendi lutut ditandai dengan berbagai gejala yang mengganggu fungsi lutut dan aktivitas sehari-hari.

Mengenali gejala-gejala ini sangat penting agar pengobatan dapat dilakukan sejak dini untuk mencegah komplikasi.

Yuk, jadwalkan konsultasi Anda dengan dokter spesialis Patella melalui WhatsApp di nomor  0811-8124-2022. Atau, Anda bisa langsung  mengunjungi Klinik Patella secara langsung di alamat Jalan Hj. Tutty Alawiyah No.34B, Kalibata, Pancoran – Jakarta Selatan.

Mari kita bahas apa saja gejala radang sendi lutut satu demi satu berikut ini.

1. Nyeri pada lutut, salah satu gejala radang sendi lutut

Rasa sakit pada lutut merupakan salah satu gejala utama radang sendi lutut dan biasanya menjadi alasan pertama seseorang mencari pengobatan.

Nyeri ini muncul karena peradangan yang terjadi di dalam sendi lutut, yang dapat memengaruhi jaringan lunak, tulang rawan, atau cairan sendi. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam:

  • Muncul rasa nyeri saat bergerak: Biasanya, rasa sakit mulai terasa ketika seseorang menggunakan lutut untuk aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berdiri lama, atau menaiki tangga. Aktivitas ini memberikan tekanan pada sendi yang sudah meradang, sehingga memicu rasa nyeri.
  • Muncul nyeri setelah beraktivitas berat: Aktivitas yang lebih intens, seperti berolahraga, mengangkat beban, atau jongkok dalam waktu lama, sering kali memperburuk kondisi. Ini disebabkan oleh beban tambahan yang diberikan pada sendi lutut, terutama jika pelindung kartilago sudah menipis.
  • Nyeri yang memburuk di pengujung hari: Di pengujung hari, rasa sakit cenderung meningkat karena lutut telah bekerja sepanjang hari. Peradangan mungkin semakin parah seiring waktu, terutama jika sendi tidak mendapatkan cukup istirahat.
  • Sifat nyeri yang berbeda-beda: Beberapa orang menggambarkan rasa sakitnya sebagai nyeri tumpul yang konstan, sementara yang lain merasa nyeri tajam saat melakukan gerakan tertentu. Sifat nyeri ini dapat menjadi indikasi tingkat kerusakan atau jenis radang sendi yang dialami, seperti osteoarthritis atau rheumatoid arthritis.
  • Dampaknya pada aktivitas sehari-hari: Nyeri ini tidak hanya mengurangi kenyamanan, tetapi juga membatasi kemampuan untuk melakukan tugas-tugas sederhana. Bahkan kegiatan seperti bangun dari kursi atau berjalan di permukaan datar bisa menjadi tantangan jika rasa nyeri sudah parah.
  • Kaitan dengan suhu atau cuaca: Beberapa penderita radang sendi lutut melaporkan bahwa rasa sakitnya lebih terasa ketika suhu dingin atau dalam cuaca lembap. Ini mungkin disebabkan oleh perubahan tekanan atmosfer yang memengaruhi sendi yang meradang.

Mengatasi rasa nyeri sejak awal, baik melalui istirahat, kompres hangat/dingin, atau pengobatan, dapat membantu mencegah kondisi semakin memburuk.

Jika rasa sakit berlangsung terus-menerus atau sangat mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

2. Kaku pada Lutut

Kaku pada lutut ditandai dengan sulitnya menggerakkan lutut secara bebas, baik untuk menekuk maupun meluruskan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang gejala ini:

  • Sendi kaku di pagi hari: Salah satu ciri khas dari kekakuan lutut adalah munculnya rasa kaku di pagi hari setelah bangun tidur. Hal ini terjadi karena lutut tidak aktif bergerak selama beberapa jam, menyebabkan cairan sendi menjadi lebih kental dan jaringan di sekitar lutut lebih tegang. Biasanya, kekakuan ini membaik setelah lutut digerakkan selama beberapa menit.
  • Kaku setelah duduk lama: Duduk dalam waktu lama tanpa bergerak juga dapat menyebabkan kekakuan pada lutut. Misalnya, setelah menonton televisi, bekerja di depan komputer, atau melakukan perjalanan jauh. Posisi statis ini mengurangi sirkulasi darah dan menyebabkan sendi menjadi lebih kaku ketika mencoba digerakkan kembali.
  • Ruang gerak lutut yang terbatas: Akibat dari kekakuan ini, ruang gerak lutut jadi terbatas. Penderita mungkin merasa sulit untuk menekuk lutut sepenuhnya atau meluruskannya tanpa merasa tidak nyaman. Hal ini sangat memengaruhi aktivitas sehari-hari, seperti jongkok, naik tangga, atau bahkan berjalan biasa.
  • Penyebab kekakuan: Kekakuan biasanya disebabkan oleh peradangan pada jaringan sendi atau penumpukan cairan di dalam sendi (efusi sendi). Selain itu, kerusakan pada kartilago atau perkembangan jaringan parut di sekitar sendi juga dapat menyebabkan kekakuan.
  • Terasa kaku pada kondisi-kondisi tertentu: Tingkat kekakuan dapat bervariasi tergantung pada jenis radang sendi yang dialami. Pada osteoarthritis, kekakuan cenderung muncul saat sendi tidak aktif. Sedangkan pada rheumatoid arthritis, kekakuan bisa lebih intens dan berlangsung lebih lama.
  • Berdampak pada mobilitas sehari-hari: Kekakuan yang berkepanjangan dapat membuat penderita sulit untuk melakukan gerakan normal, bahkan untuk aktivitas sederhana seperti bangkit dari kursi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan otot di sekitar lutut menjadi lebih lemah karena jarang digunakan.

Untuk mengurangi kaku pada sendi lutut, penderita dapat melakukan peregangan ringan setelah bangun tidur atau setelah duduk lama. Terapi panas seperti penggunaan bantalan pemanas juga dapat membantu melonggarkan sendi yang kaku.

3. Pembengkakan adalah gejala radang sendi lutut

Pembengkakan adalah gejala khas radang sendi lutut yang sering dialami oleh penderita. Kondisi ini terjadi akibat peradangan atau penumpukan cairan di dalam sendi lutut, dikenal sebagai efusi sendi.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pembengkakan pada radang sendi lutut:

  • Penyebab utama pembengkakan: Pembengkakan pada lutut biasanya disebabkan oleh peradangan akibat kerusakan jaringan sendi atau respons tubuh terhadap iritasi di dalam sendi. Faktor utama yang dapat memicu pembengkakan meliputi:
    • Penumpukan cairan sinovial: Radang pada membran sinovial, lapisan pelindung di dalam sendi, dapat menyebabkan produksi cairan sinovial berlebih, yang mengakibatkan lutut terlihat membesar.
    • Respons alami dari peradangan: Cedera pada kartilago atau jaringan lunak di sekitar lutut memicu tubuh untuk merespons dengan meningkatkan aliran darah dan cairan ke area tersebut.
  • Tanda-tanda pembengkakan
    • Lutut terlihat lebih besar atau asimetris dibandingkan lutut yang sehat.
    • Rasa penuh atau sesak di dalam lutut, terutama saat mencoba menekuk atau meluruskannya.
    • Nyeri tekan saat area yang bengkak disentuh.
  • Jenis-jenis pembengkakan:
    • Pembengkakan yang terjadi secara tiba-tiba, sering kali akibat cedera atau serangan artritis akut (akut).
    • Pembengkakan yang berlangsung lama, biasanya berhubungan dengan kondisi seperti osteoarthritis atau rheumatoid arthritis (kronis).
  • Dampak pada mobilitas dan kualitas hidup: Pembengkakan dapat membatasi gerakan lutut karena tekanan cairan yang menekan jaringan di sekitar sendi. Hal ini membuat aktivitas seperti berjalan, jongkok, atau berdiri menjadi sulit dan menyakitkan. Selain itu, pembengkakan yang kronis dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada sendi jika tidak ditangani dengan baik.

Jika pembengkakan disertai dengan gejala seperti demam, kemerahan yang intens, atau nyeri hebat, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi pada sendi (septic arthritis) atau kondisi serius lainnya yang membutuhkan perhatian medis segera.

4. Sensasi hangat sekitar lutut

Sensasi hangat di area lutut adalah gejala umum pada radang sendi. Kondisi ini muncul sebagai akibat dari peradangan yang meningkatkan aliran darah ke area sendi yang terdampak. Sensasi hangat biasanya menjadi tanda awal dari terjadinya inflamasi.

  • Sensasi hangat pada lutut terjadi karena:
    • Peningkatan aliran darah: Ketika sendi mengalami peradangan, tubuh merespons dengan meningkatkan aliran darah ke area tersebut untuk membantu proses penyembuhan.
    • Produksi zat peradangan: Sitokin dan enzim peradangan yang dilepaskan di area lutut memicu reaksi inflamasi yang menghasilkan panas lokal.
    • Akumulasi cairan: Cairan yang menumpuk di sekitar sendi juga dapat meningkatkan suhu di area tersebut, terutama jika disertai pembengkakan.
  • Tanda-tanda yang menyertai sensasi hangat:
    • Pembengkakan: Sensasi hangat biasanya disertai dengan pembengkakan pada lutut, akibat penumpukan cairan atau radang pada jaringan sendi.
    • Kemerahan: Pada sebagian kasus, kulit di sekitar lutut mungkin tampak kemerahan, yang menunjukkan inflamasi yang aktif.
    • Nyeri saat ditekan: Area yang terasa hangat biasanya juga lebih sensitif saat disentuh.
  • Kondisi yang memperburuk sensasi hangat:
    • Aktivitas yang berlebihan: Menggunakan lutut secara berlebihan, seperti saat berjalan jauh atau berdiri lama, dapat memperburuk sensasi hangat.
    • Serangan akut artritis: Pada kasus artritis, seperti rheumatoid arthritis atau gout, serangan akut dapat meningkatkan intensitas panas di area lutut.
  • Dampak pada aktivitas sehari-hari: Sensasi hangat dapat menjadi tanda ketidaknyamanan dan keterbatasan fungsi lutut, terutama jika disertai dengan nyeri. Hal ini dapat memengaruhi aktivitas harian seperti berjalan, naik tangga, atau bahkan berdiri dalam waktu lama.

5. Bunyi Retak atau Berderak

Bunyi retak atau berderak pada lutut, yang dikenal dengan istilah medis crepitus, adalah gejala yang sering dikaitkan dengan radang sendi. Meskipun tidak selalu disertai rasa sakit, bunyi ini dapat menjadi tanda awal adanya kerusakan pada struktur sendi.

Apa penyebab bunyi retak atau berderak pada lutut?

  • Penipisan kartilago (tulang rawan):
    • Kartilago yang melapisi tulang di dalam sendi lutut berfungsi sebagai bantalan untuk mengurangi gesekan.
    • Ketika kartilago menipis atau aus akibat radang sendi, seperti osteoarthritis, tulang-tulang di dalam sendi bisa saling bergesekan dan menghasilkan bunyi berderak.
  • Gas di cairan sendi: Cairan sinovial yang melumasi sendi mengandung gas (oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida). Ketika lutut digerakkan, gelembung gas dalam cairan tersebut bisa pecah dan menyebabkan suara seperti retakan..
  • Permukaan sendi yang tidak rata: Kerusakan atau perubahan pada permukaan tulang akibat peradangan kronis dapat menyebabkan gerakan sendi menjadi tidak mulus sehingga memicu bunyi berderak.
  • Kerusakan ligamen atau meniskus: Cedera atau degenerasi ligamen serta meniskus pada lutut juga dapat menghasilkan bunyi, terutama jika disertai pergeseran sendi.

Bunyi retak atau berderak pada lutut biasanya tidak berbahaya dan tidak selalu menjadi tanda penyakit tertentu, namun kamu mungkin perlu memeriksakan ke dokter jika:

  • Bunyi retak disertai rasa sakit, ini bisa menjadi indikasi adanya kerusakan lebih serius, seperti robekan meniskus atau artritis.
  • Bunyi berderak yang terjadi bersama dengan pembengkakan atau kekakuan lutut. Hal ini mungkin menandakan peradangan aktif atau akumulasi cairan di sendi.
  • Bunyi yang disertai sensasi lutut seperti “lepas” atau tidak stabil bisa menjadi tanda adanya gangguan struktural, misalnya kerusakan ligamen.
  • Bunyi terjadi secara berulang pada seseorang yang memiliki risiko radang sendi (misalnya, usia lanjut, obesitas, atau riwayat cedera). Ini bisa menjadi peringatan dini adanya kerusakan sendi.

6. Kelemahan otot, juga merupakan gejala radang sendi lutut

Kelemahan otot di sekitar lutut adalah salah satu dampak signifikan dari radang sendi lutut yang sering kali berdampak kepada mobilitas dan stabilitas tubuh.

Kondisi ini dapat menyebabkan lutut terasa tidak mampu menopang tubuh dengan baik sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berdiri, atau menaiki tangga. Berikut ini penyebab kelemahan otot akibat radang sendi lutut:

  • Peradangan yang sudah berlangsung lama (kronis):
    • Peradangan berkepanjangan pada sendi lutut dapat memengaruhi fungsi otot-otot di sekitarnya, seperti quadriceps (otot paha depan) dan hamstring (otot paha belakang).
    • Proses inflamasi menyebabkan rasa sakit saat bergerak sehingga seseorang cenderung mengurangi aktivitas yang melibatkan lutut. Pada akhirnya membuat otot melemah karena jarang digunakan.
  • Kerusakan kartilago: Saat kartilago di lutut menipis atau rusak, sendi menjadi kurang stabil. Hal ini membuat otot di sekitar lutut bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelelahan otot.
  • Nyeri yang membatasi gerakan: Umumnya, nyeri pada lutut memaksa penderita untuk menghindari aktivitas fisik tertentu, seperti berjalan jauh atau berolahraga. Ketidakaktifan ini dapat menyebabkan atrofi otot, yaitu penyusutan dan kelemahan otot akibat kurangnya penggunaan.
  • Gangguan saraf: Pada beberapa kasus, radang sendi lutut yang parah dapat menyebabkan kompresi saraf di sekitar sendi sehingga memengaruhi fungsi dan ketahanan otot.

Lalu apa yang dirasakan saat mengalami kelemahan otot?

  • Lutut terasa lemah dan tidak stabil sehingga meningkatkan risiko terjatuh atau cedera saat berjalan.
  • Kelemahan otot membuat aktivitas sehari-hari seperti berdiri dari posisi duduk, menaiki tangga, atau membawa beban menjadi lebih sulit.
  • Ketika otot di sekitar lutut tidak cukup kuat untuk mendukung gerakan, beban tambahan akan dialihkan langsung ke sendi sehingga dapat memperburuk kerusakan akibat radang sendi.

7. Menurunnya Jangkauan Gerak

Menurunnya jangkauan gerak menjadi dampak lainnya yang sering dialami penderita radang sendi lutut. Kondisi ini terjadi ketika sendi lutut kehilangan fleksibilitasnya sehingga sulit untuk digerakkan secara maksimal. 

Sebagai akibatnya, aktivitas sehari-hari seperti berjongkok, menaiki tangga, atau bahkan berjalan menjadi terbatas.

Berikut ini beberapa hal yang menjadi penyebab menurunnya jangkauan gerak bagi seseorang yang mengalami radang sendi pada lutut:

  • Terjadinya inflamasi (pembengkakan):
    • Adanya pembengkakan dan nyeri pada sendi lutut sehingga sulit untuk menggerakkan lutut secara bebas.
    • Inflamasi yang berkelanjutan memicu pembentukan jaringan parut yang efeknya dapat mengurangi kelenturan sendi.
  • Kerusakan pada kartilago: Kerusakan pada kartilago yang berfungsi sebagai pelindung sendi dapat menyebabkan tulang bergesekan secara langsung, sehingga menimbulkan rasa sakit dan menghambat pergerakan.
  • Penumpukan cairan sendi: Penumpukan cairan akibat inflamasi dapat memperbesar tekanan di dalam sendi lutut, membuat gerakan menjadi lebih sulit dan terbatas.
  • Kekakuan otot dan ligamen: Radang sendi sering menyebabkan kekakuan pada otot dan ligamen di sekitar lutut. Kondisi ini berkontribusi pada berkurangnya fleksibilitas.
  • Deformitas sendi: Pada kasus radang sendi lutut yang parah, perubahan bentuk sendi (deformitas) dapat terjadi, yang semakin membatasi jangkauan gerak.

Apa yang dialami seseorang dengan penurunan jangkauan gerak?

  • Aktivitas seperti berjalan, menaiki tangga, atau berjongkok menjadi sulit karena sendi lutut tidak bisa digerakkan dengan leluasa.
  • Mobilitas tubuh secara keseluruhan terganggu karena lutut adalah bagian penting untuk menopang dan menggerakkan tubuh.
  • Ketika lutut tidak dapat berfungsi optimal, persendian lain seperti pinggul dan pergelangan kaki jadi harus bekerja lebih keras, sehingga meningkatkan risiko cedera pada area tersebut.
  • Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sederhana dapat memengaruhi kualitas hidup secara signifikan, menyebabkan frustasi atau bahkan masalah emosional seperti stres dan depresi.

Dengan memahami gejala-gejala ini, diharapkan dapat membantu mendeteksi radang sendi lutut lebih awal sekaligus menentukan langkah-langkah pengobatan yang tepat untuk menjaga mobilitas dan kualitas hidup.

Yuk, jadwalkan konsultasi Anda dengan dokter spesialis Patella melalui WhatsApp di nomor  0811-8124-2022. Atau, Anda bisa langsung  mengunjungi Klinik Patella secara langsung di alamat Jalan Hj. Tutty Alawiyah No.34B, Kalibata, Pancoran – Jakarta Selatan.

Artikel Lainnya

rfa radio frekuensi ablasi

Radiofrequency Ablation (RFA) untuk Mengatasi Nyeri Lutut

terapi prp rambut

Terapi PRP, Solusi Tepat Atasi Kerontokan Rambut

Penyebab Pundak Terasa Berat - Patella

Berbagai Penyebab Pundak Terasa Berat dan Cara Mengatasinya

kaki lemas

Kaki Lemas Tiba-Tiba, Kenali Penyebabnya