Nyeri lutut dapat menjadi keluhan serius yang membatasi mobilitas dan aktivitas sehari-hari Anda. Namun, hadirlah metode yang semakin populer untuk mengatasi nyeri lutut kronis, seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, yaitu radiofrekuensi ablasi. Apa itu radiofrekuensi ablasi dan bagaimana persiapannya? Simak penjelasan berikut ini
Radiofrekuensi ablasi (RFA) adalah prosedur non-bedah yang menggunakan gelombang radio untuk menghancurkan atau merusak saraf yang menyebabkan nyeri. Namun, sebelum menjalani prosedur ini, terdapat beberapa langkah persiapan yang penting dilakukan untuk memastikan keberhasilan dan keamanan selama dan setelah intervensi tersebut.
Daftar Isi
- Persiapan Sebelum Radiofrekuensi Ablasi
- 1. Konsultasi dengan Dokter Spesialis
- 2. Pemeriksaan Radiologi
- 3. Memberikan Informasi Kepada Pasien
- 4. Penilaian Keamanan dan Kelayakan Pasien
- 5. Puasa Sebelum Prosedur
- 6. Pemantauan Pasien Selama dan Setelah Prosedur
- Radiofrekuensi Ablasi di Klinik Patella
- FAQ: Persiapan dan Pemulihan Setelah Radiofrekuensi Ablasi
Persiapan Sebelum Radiofrekuensi Ablasi
Photo by Lamina Pain and Spine Center
1. Konsultasi dengan Dokter Spesialis
Langkah awal sebelum mempertimbangkan radiofrekuensi ablasi adalah berkonsultasi dengan dokter spesialis. Dokter akan mengevaluasi riwayat kesehatan, gejala nyeri lutut, dan hasil pemeriksaan lainnya. Konsultasi ini membantu memastikan bahwa radiofrekuensi ablasi adalah pilihan yang tepat untuk mengatasi masalah nyeri lutut yang Anda alami.
2. Pemeriksaan Radiologi
Sebelum prosedur, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan radiologi, seperti sinar-X atau MRI, untuk menilai kondisi lutut dengan lebih rinci. Ini membantu dokter untuk memahami struktur anatomi dan mengidentifikasi sumber nyeri yang mungkin. Informasi ini penting untuk merencanakan prosedur radiofrekuensi ablasi dengan presisi.
3. Memberikan Informasi Kepada Pasien
Pasien harus sepenuhnya memahami prosedur radiofrekuensi ablasi, termasuk manfaat, risiko, dan prosedur pasca pemulihan. Ini melibatkan diskusi terperinci dengan dokter untuk menjawab pertanyaan pasien dan memastikan bahwa mereka dapat membuat keputusan informasi.
4. Penilaian Keamanan dan Kelayakan Pasien
Sebelum menjalani prosedur, dokter akan melakukan penilaian keamanan dan kelayakan pasien. Ini melibatkan penilaian kondisi kesehatan umum, riwayat alergi, dan penggunaan obat-obatan. Pasien mungkin diminta untuk berhenti mengonsumsi obat antiplatelet atau antikoagulan beberapa hari sebelum prosedur untuk mengurangi risiko perdarahan.
5. Puasa Sebelum Prosedur
Pasien biasanya diminta untuk berpuasa beberapa jam sebelum prosedur radiofrekuensi ablasi. Puasa bertujuan untuk mengurangi risiko mual dan muntah selama prosedur dan memastikan keberhasilan intervensi.
6. Pemantauan Pasien Selama dan Setelah Prosedur
Selama prosedur, pasien akan dipantau secara ketat oleh tim medis. Setelah prosedur selesai, pasien mungkin perlu tinggal di ruang pemulihan untuk pemantauan lebih lanjut sebelum pulang.
Radiofrekuensi Ablasi di Klinik Patella
Anda bisa mendapatkan manfaat dari prosedur radiofrekuensi ablasi di Klinik Patella sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi nyeri lutut kronis. Namun, persiapan yang cermat sebelumnya sangat penting untuk memastikan keamanan dan keberhasilan prosedur ini. Dengan mematuhi langkah-langkah persiapan ini, pasien dapat meningkatkan peluang untuk mengurangi nyeri lutut dan meningkatkan kualitas hidup mereka setelah menjalani radiofrekuensi ablasi.
Apabila Anda memiliki keluhan nyeri lutut yang berkepanjangan dan tak juga membaik, segeralah periksakan diri ke Klinik Patella. Untuk berkonsultasi dengan dokter kami, silahkan menghubungi nomor 021-2237-9999 atau chat melalui whatsapp di 0811-8124-2022
Baca juga: Efektif! Nyeri Lutut Sembuh dengan Terapi Radiofrekuensi Ablasi
***
Feature photo by thanyakij-12 from Freepik
FAQ: Persiapan dan Pemulihan Setelah Radiofrekuensi Ablasi
Sebelum menjalani prosedur radiofrekuensi ablasi (RFA), dokter akan memberikan panduan persiapan yang harus diikuti pasien. Beberapa langkah yang perlu diperhatikan meliputi:
Berpuasa setidaknya enam jam sebelum prosedur untuk mengurangi risiko efek samping selama tindakan.
Tidak mengonsumsi cairan dua jam sebelum prosedur untuk menghindari ketidaknyamanan.
Menginformasikan riwayat kesehatan dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi kepada dokter, terutama jika menggunakan obat pengencer darah.
Menerima anestesi intravena untuk memastikan pasien tetap nyaman selama prosedur berlangsung.
Pasien disarankan untuk tidak makan atau minum setelah tengah malam sebelum prosedur. Selain itu, setelah prosedur selesai, efek obat bius yang diberikan mungkin masih bertahan selama beberapa waktu, sehingga pasien disarankan untuk meminta pendamping yang bisa menemani perjalanan pulang.
Radiofrekuensi ablasi (RFA) adalah prosedur medis non-bedah yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dengan menggunakan gelombang radio. Tindakan ini bekerja dengan menghambat sinyal nyeri yang dikirimkan oleh saraf, sehingga dapat meredakan nyeri di berbagai area tubuh, seperti lutut, tulang belakang, atau sendi bahu. Efek pengurangan nyeri dari RFA biasanya dapat bertahan selama 6 hingga 9 bulan.
Radiofrekuensi ablasi tidak direkomendasikan bagi pasien yang memiliki infeksi aktif atau mengalami gangguan pembekuan darah. Oleh karena itu, dokter akan melakukan evaluasi kesehatan menyeluruh sebelum prosedur dilakukan untuk memastikan bahwa pasien memenuhi kriteria yang aman untuk menjalani RFA.
Setelah prosedur, pasien disarankan untuk beristirahat penuh selama 24 jam pertama dan menghindari aktivitas berat, termasuk mengangkat beban yang terlalu berat. Selain itu, pasien mungkin akan merasakan sedikit nyeri atau ketidaknyamanan di area yang telah ditangani, tetapi kondisi ini dapat dikelola dengan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau asetaminofen.