Salah satu jenis hematoma yang kerap terjadi di bawah kulit, khususnya lutut sehingga menyebabkan munculnya lebam dan memar ini dikenal sebagai Hematoma Subkutan.
Secara umum, Hematoma merupakan kondisi medis yang terjadi karena adanya penumpukan darah tidak normal di luar pembuluh darah namun masih tetap berada di jaringan tubuh. Kondisi ini kerap disebut sebagai perdarahan internal.
Meski tidak berbahaya namun kondisi ini sering menyebabkan ketidaknyamanan saat bergerak dan mempengaruhi penampilan.
Oleh karena itu, yuk cari tahu informasi lebih lanjut mengenai Hematoma Subkutan beserta penyebab, gejala dan pengobatannya agar rasa sakitnya bisa segera diatasi dengan maksimal.
Jika Anda memiliki gejala yang mengarah ke nyeri lutut dan sendi, maka konsultasikan segera ke Klinik Patella dengan menghubungi WhatsApp di nomor 0811-8124-2022.
Daftar Isi
Apa Itu Hematoma Subkutan?
Hematoma diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan bagian tubuh, salah satunya adalah subkutan.
Hematoma Subkutan merupakan kondisi dimana terjadi pendarahan tepat dibawah kulit sehingga mempengaruhi vena dangkal yang dekat dengan permukaan. Hal ini mengakibatkan munculnya memar ungu kebiruan yang terlihat pada permukaan kulit.
Namun, Hematoma Subkutan bukanlah kondisi pembekuan darah melainkan adanya kerusakan pada pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan darah bocor keluar dari aliran pembuluh dan masuk ke jaringan tubuh.
Itulah mengapa, kondisi ini bisa terjadi dimana saja dalam tubuh selama berada tepat di bawah kulit.
Salah satu efeknya adalah munculnya perubahan warna kulit karena memar dan pembengkakan sehingga menyebabkan nyeri. Ukurannya pun juga beragam tergantung dari tingkat kerusakan, bisa kecil dan juga besar.
Penyebab Hematoma Subkutan
Tentunya, kondisi ini dapat terjadi karena beberapa penyebab utama sehingga harus diwaspadai dengan seksama, yaitu:
- Trauma atau cedera fisik yang terjadi karena jatuh, kecelakaan, olahraga hingga benturan dan mengenai area tubuh tertentu. Adanya tekanan ini secara langsung dapat mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah.
- Prosedur pembedahan yang kerap kali menyebabkan beberapa bagian seperti kulit dan jaringan lunak mengalami kerusakan sehingga terjadi pendarahan pada area yang dioperasi.
- Kelainan pembuluh darah yang seringkali mengganggu proses pembekuan darah dengan baik.
- Riwayat sinovitis atau peradangan sendi yang memicu terjadinya Hematoma Subkutan.
- Riwayat disfungsi trombosit sehingga mudah mengalami pendarahan.
- Efek dari konsumsi obat antikoagulan (pengencer darah) seperti aspirin, warfarin dan heparin. Sebab memicu terjadinya kemungkinan pendarahan internal.
- Kulit lansia yang tipis meningkatkan potensi terjadinya hematoma, bahkan hanya dengan cedera akibat benturan ringan.
- Mallformasi Vaskular atau kelainan pada pembuluh darah sehingga rentan menyebabkan pembuluh darah pecah.
- Kelainan perdarahan bawaan seperti hemofilia, penyakit von Willebrand, hingga neurofibromatosis (kelainan genetik yang menyebabkan pendarahan hebat meski karena cedera ringan).
Jadi dapat disimpulkan jika penyebab utamanya yaitu karena trauma atau cedera yang mengakibatkan rusaknya dinding pembuluh darah sehingga mengakibatkan kebocoran.
Bahkan tidak harus mengalami cedera parah untuk bisa menderita Hematoma Subkutan. Pasalnya, seseorang yang lutut atau jari kakinya terantuk meja juga bisa mengalami pemecahan pembuluh darah spontan.
Gejala Hematoma Subkutan
Sekilas memang gejalanya hampir serupa dengan memar biasa. Gejala ini dapat berkembang menjadi lebih parah jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Beberapa gejalanya adalah:
- Terjadi perubahan warna pada kulit seperti memar, mulai dari merah, ungu, biru, atau hijau.
- Terdapat peradangan dan pembengkakan pada bagian memar.
- Nyeri pada bagian kulit yang memar.
- Mengalami kekakuan pada bagian tubuh yang memar.
- Muncul rasa hangat di sekitar peradangan.
Perbedaan Hematoma Subkutan dengan Kontusio (Memar Biasa)
Hematoma Subkutan memang menimbulkan gejala berupa peradangan dan memar pada permukaan kulit. Meski begitu, kondisi ini cukup berbeda dengan konsutio (memar pada umumnya). Salah satu perbedaan antara kedua jenis kondisi kesehatan ini terletak pada penampilan fisiknya.
Pada Hematoma Subkutan, bukan hanya terjadi memar saja melainkan benjolan yang muncul di kulit dan menyebabkan rasa nyeri. Jika ditekan, benjolan ini menyerupai spons. Sedangkan memar, hanya terjadi perubahan warna pada area kulit tertentu saja dan tidak sampai menyebabkan terjadinya benjolan.
Selain itu, waktu penyembuhan luka memar ini hanya membutuhkan waktu yang singkat sekitar 1-2 minggu. Sedangkan Hematoma Subkutan akan memakan waktu yang lebih lama karena masih terjadi pendarahan aktif dalam jaringan tubuh.
Diagnosis Hematoma Subkutan
Miripnya Hematoma Subkutan dengan memar, membuat kondisi medis ini memiliki cara diagnosanya sendiri untuk memastikan penanganan yang diberikan sudah tepat.
Beberapa cara yang akan disarankan oleh para dokter saat pasien mengalami Hematoma Subkutan adalah:
- USG untuk mengonfirmasi dan menentukan ukuran hematoma secara pasti.
- CT scan atau MRI jika hematoma yang terlalu dalam atau ukurannya terlalu besar.
Pengobatan Hematoma Subkutan
Sekilas, Hematoma Subkutan sebagian besar memang bersifat jinak. Namun apabila tidak segera diobati, maka akan menyebabkan berbagai permasalahan serius seperti nekrosis atau infeksi.
Seringkali, Hematoma Subkutan pada tahapan ringan dapat sembuh dengan sendirinya, namun dengan penanganan yang tepat tentu dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Penanganan Konservatif (Tanpa Obat-Obatan)
Apabila Anda mengalami cedera ringan dan mulai muncul tanda Hematoma Subkutan,maka Anda bisa melakukan penanganan pertama dengan cara konservatif, yaitu menerapkan metode R.I.C.E (Rest, Ice, Compress, Elevation).
- Rest: Istirahatkan segera bagian tubuh yang mengalami cedera supaya tidak semakin parah.
- Ice: Segera kompres bagian yang mengalami cedera menggunakan es baru yang dilapisi dengan kain atau handuk selama 10-15 menit.
- Compress: Gunakan perban untuk membalut bagian yang cedera untuk mengurangi peradangan dan pendarahan sebelum dibawa ke rumah sakit.
- Elevation: Mengangkat bagian tubuh yang terkena cedera hingga lebih tinggi dari jantung sehingga dapat mengurangi aliran darah ke pembuluh yang pecah. Tujuannya untuk meminimalisir pembengkakan.
Invasi Medis
Jika diberikan penanganan utama seperti R.I.C.E masih belum memberikan hasil yang memuaskan, maka cara mengatasi hematoma subkutan bisa dilakukan dengan invasi medis, seperti:
- Konsumsi obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (NSAID) seperti aspirin dan asam traksemat untuk mengurangi rasa nyeri jika dibutuhkan.
- Fine Needle Aspirasi Biopsi (aspirasi jarum) untuk mengeluarkan darah dari dalam jaringan menggunakan jarum.
- Drainase dilakukan jika aspirasi jarum tidak berhasil diterapkan atau jika hematoma sudah masuk ke tahap infeksi sehingga darah harus dikeluarkan segera agar tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya.
- Reseksi, biasanya dilakukan dokter spesialis bedah untuk membuang jaringan nekrotik, terutama jika hematoma bersifat kronis.
Terapi Medis
Selain itu, ada beberapa jenis terapi baru yang belakangan ini juga dapat digunakan untuk mengatasinya, yaitu:
- Krioterapi: Terapi medis menggunakan suku dingin ekstrim untuk membatasi ukuran hematoma dan menghancurkan jaringan abnormal sehingga mempercepat penyembuhan.
- Terapi Sel Punca, jika hematoma sudah terlanjur parah dan telah menginfeksi jaringan disekitarnya.
Komplikasi Hematoma Subkutan
Seringkali, Hematoma Subkutan hanya menimbulkan gejala ringan sehingga tidak perlu dilakukan pengobatan, cukup dengan penanganan konservatif saja.
Namun, jika Hematoma sama sekali tidak mendapatkan penanganan segera maka berpotensi untuk menimbulkan komplikasi, yaitu:
- Infeksi bakteri dari luka yang timbul di permukaan kulit dan ruang yang terisi bocoran darah dalam jaringan.
- Hematoma intrakranial (akumulasi darah dalam tengkorak) akibat peningkatan tekanan pada jaringan dan organ disekitarnya.
- Kerusakan saraf dan jaringan karena gangguan aliran darah.
Demikianlah berbagai informasi lengkap mengenai Hematoma Subkutan, mulai dari gejala, penyebab, diagnosa hingga pengobatannya.
Oleh karena itu, apabila Anda mengalami keluhan pada lutut maka segeralah berkonsultasi dengan dokter di Klinik Patella melalui nomor whatsapp 0811 8124 2022. Jangan terlambat agar tidak terjadi komplikasi.
Selain itu, Anda juga bisa langsung datang ke klinik kami yang berlokasi di Anda juga bisa langsung mengunjungi Klinik Patella di alamat Jalan Hj. Tutty Alawiyah No. 34B, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.