Nyeri sendi rentan terjadi pada usia tua atau lansia. Benarkah? Meski demikian, usia muda ternyata juga bisa terkena nyeri sendi yang jika dibiarkan bisa sangat berbahaya. Rasa nyeri pada sendi ini sering muncul secara tiba-tiba dan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, ada kalanya nyeri semakin memburuk hingga Anda kesulitan untuk beraktivitas. Nah, jika kondisinya sudah seperti ini alangkah baiknya apabila Anda segera memeriksakan diri ke dokter.
Daftar Isi
Apa Penyebab Nyeri Sendi?
Penyebab nyeri sendi yang paling umum yakni radang sendi atau arthritis. Namun, biasanya radang sendi dialami oleh orang tua akibat faktor degeneratif. Meski demikian, kondisi ini juga bisa menyerang usia muda.
Ada beberapa penyebab lain nyeri sendi yang terjadi pada usia muda, antara lain:
- Cedera: Ini adalah penyebab nyeri sendi yang sering dialami oleh orang yang berusia muda. Biasanya nyeri muncul akibat gerakan berulang saat berolahraga atau kecelakaan yang menimbulkan benturan keras pada persendian.
- Osteoarthritis: Kondisi ini terjadi karena peradangan kronis pada sendi. Osteoarthritis umumnya menyerang sendi lutut akibat penggunaan berlebihan dan proses penuaan yang menyebabkan penipisan tulang rawan.
- Rheumatoid arthritis: Peradangan kronis pada sendi karena kekebalan tubuh yang keliru menyerang jaringan tubuh yang sehat. Kondisi ini termasuk penyakit autoimun yang harus segera mendapatkan penanganan.
- Asam urat: Biasanya terjadi ketika kadar asam urat dalam tubuh berlebihan akibat konsumsi makanan tinggi purin. Kondisi ini memicu penumpukan kristal asam urat pada sendi yang akan menyebabkan nyeri hebat pada sendi.
- Infeksi sendi: Hal ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur atau virus yang seringnya menyerang sendi tubuh seperti siku, pinggul dan lutut.
- Obesitas: Kelebihan berat badan bisa menambah beban pada sendi sehingga timbul masalah nyeri sendi.
Seperti Apa Rasa Nyerinya?
Apabila mengalami rasa sakit pada sendi biasanya ada beberapa gejala umum yang mungkin terasa. Terkadang Anda akan mengalami nyeri seperti tertusuk atau terbakar, demam, penurunan nafsu makan, hingga rasa kelelahan yang terus menerus.
Berikut gejalanya:
- Muncul nyeri hebat pada area sendi
- Kekakuan pada sendi
- Sendi membengkak dan kemerahan
- Rasa hangat ketika disentuh
- Terbatasnya pergerakan sendi
- Mengecilnya ukuran otot di sekitar sendi
- Kelemahan otot di sekitar sendi
Mengatasi Nyeri Sendi dengan Cara Tepat
Berbagai cara bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa sakitnya, seperti:
- Menggunakan obat topikal atau konsumsi obat antiinflamasi non steroid untuk meredakan nyeri, mengurangi peradangan serta pembengkakan.
- Lakukan pemanasan yang tepat sebelum melakukan olahraga untuk mempertahankan rentang gerak yang baik pada sendi.
- Tetap aktif secara fisik sesuai kemampuan tubuh setiap melakukannya.
- Jaga berat badan ideal untuk mencegah obesitas.
- Hindari pola hidup yang tidak sehat seperti jarang bergerak, merokok ataupun minum alkohol karena dapat membuat radang sendi semakin memburuk.
Apabila beragam cara tersebut tidak juga mengurangi rasa sakit pada sendi Anda, segeralah berkonsultasi dengan dr. Rifalisanto Sp.KFR di Klinik Patella. Dr. Rifal akan memberikan terapi pengobatan yang sesuai dengan penyakit sendi yang Anda alami. Untuk mengetahui jadwal dokter, silakan klik di sini.
Anda bisa mengunjungi Klinik Patella yang berlokasi di Mampang, Jakarta Selatan dan SMC Jakarta Amanyaak Pluit. Selain itu, untuk bertanya informasi lebih lanjut, bisa menghubungi Assistance Center kami di nomor 021-7919-6999 atau chat via whatsapp di 0811-1443-599.
Semoga sehat selalu ya!
Baca juga: 5 Manfaat Jahe untuk Redakan Nyeri Sendi Lutut
Pertanyaan seputar Nyeri Sendi di Usia Muda dan Cara Mengatasinya
Nyeri lutut di usia muda bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera akibat aktivitas fisik atau olahraga, peradangan sendi, infeksi, serta kelebihan berat badan yang memberi tekanan berlebih pada sendi lutut. Beberapa jenis cedera yang sering terjadi antara lain:
Robekan ACL (anterior cruciate ligament) yang terjadi akibat gerakan mendadak atau benturan keras.
Robekan meniskus, yaitu cedera pada bantalan lutut yang bisa menyebabkan nyeri dan pembengkakan.
Keseleo atau ligamen pecah, yang dapat mengganggu stabilitas lutut.
Radang sendi tidak hanya dialami oleh orang tua, tetapi juga bisa menyerang anak-anak, remaja, hingga usia muda. Meski lebih sering terjadi pada individu berusia 40 tahun ke atas, beberapa jenis arthritis, seperti rheumatoid arthritis atau asam urat, juga bisa muncul lebih awal tergantung pada faktor genetik, gaya hidup, dan kondisi medis tertentu.
Memasuki usia 30-an dan 40-an, sendi mulai mengalami keausan akibat aktivitas sehari-hari, terutama jika sering digunakan secara berlebihan atau tanpa pemanasan yang cukup. Faktor lain seperti kurangnya aktivitas fisik, postur tubuh yang buruk, serta pola makan yang tidak seimbang juga dapat meningkatkan risiko nyeri sendi lebih awal. Jika nyeri semakin sering terjadi atau mengganggu aktivitas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Nyeri sendi akibat cedera ringan atau kelelahan otot biasanya dapat mereda dengan istirahat dan perawatan sederhana. Namun, jika disebabkan oleh kondisi medis seperti osteoarthritis atau rheumatoid arthritis, nyeri sendi tidak akan sembuh dengan sendirinya dan memerlukan penanganan medis yang tepat untuk mengurangi peradangan serta mencegah kerusakan sendi lebih lanjut.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan nyeri sendi meliputi:
Mengonsumsi obat antiinflamasi, baik dalam bentuk oral maupun topikal.
Melakukan terapi fisik untuk menjaga fleksibilitas dan kekuatan otot di sekitar sendi.
Mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi untuk kesehatan sendi, seperti omega-3 dan antioksidan.
Menggunakan bahan alami, seperti jahe atau kunyit yang memiliki sifat antiinflamasi alami.
Mengompres bagian yang nyeri dengan es atau air hangat untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan sirkulasi darah.
Istirahat yang cukup, terutama jika nyeri sendi terjadi akibat aktivitas berat atau cedera.