Jika Anda pernah mendengar istilah saraf kejepit, maka itu berkaitan erat dengan spinal stenosis atau penyempitan tulang belakang.
Secara umum, Spinal stenosis menyebabkan saraf tulang belakang ataupun saraf lainnya mendapatkan tekanan berlebih sehingga mengganggu fungsinya.
Apabila tidak segera diobati, penyakit ini dapat menjalar pada bagian tubuh lainnya termasuk nyeri yang hebat pada lutut Anda. Yuk cari tahu penjelasannya di artikel berikut ini!
Segera periksakan nyeri lutut dan kaki Anda dengan dokter spesialis kami. Anda dapat menghubungi Klinik Patella melalui WhatsApp di nomor 0811-8124-2022.
Daftar Isi
- Apa Itu Spinal Stenosis?
- Penyebab Spinal Stenosis
- 1. Usia
- 2. Pertumbuhan Tulang Belakang yang Tidak Normal
- 3. Munculnya Tonjolan pada Diskus
- 4. Tumor
- 5. Kecelakaan atau Trauma
- Gejala Spinal Stenosis
- 1. Cervical Spinal Stenosis (Penyempitan pada Ruas Leher)
- 2. Lumbar Spinal Stenosis/ Stenosis Lumbal (Penyempitan pada Punggung Bawah)
- Hubungan Antara Spinal Stenosis dan Nyeri Lutut
- Pengobatan Spinal Stenosis
- 1. Terapi obat-obatan
- 2. Fisioterapi
- 3. Operasi
- Cara Mencegah Spinal Stenosis
- 2. Hindari Rokok
- 3. Olahraga Teratur
- 4. Ketahui Cara Mengangkat Beban yang Tepat
- Dapatkan Pengobatan nyeri lutut dan kaki di Klinik Patella
Apa Itu Spinal Stenosis?
Spinal stenosis atau stenosis spinal adalah kondisi terjadinya kanal tulang belakang menyempit sehingga menekan sumsum tulang belakang dan saraf di sekitarnya.
Umumnya penyakit ini terjadi pada leher (cervical spinal stenosis) dan di area punggung bawah (lumbar spinal stenosis/ lumbar spine).
Tekanan pada tulang dan saraf tersebut berpotensi menimbulkan gangguan saraf seperti skiatika yang menimbulkan rasa nyeri tubuh dari punggung bawah hingga kaki.
Kondisi medis tertentu seperti radang sendi, skiatika, atau stenosis tulang belakang dapat menyebabkan osteoarthritis dan nyeri lutut kronis.
Oleh karena itu, jika nyeri berlanjut atau bertambah parah, maka harus segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab Spinal Stenosis
Ada banyak faktor penyebab seseorang mengalami penyempitan tulang belakang, terlebih hingga turut merasakan nyeri lutut arena adanya kompresi saraf yang mempengaruhi tungkai bawah. berikut diantaranya:
1. Usia
Umumnya penyempitan tulang belakang terjadi akibat proses penuaan. Seiring dengan bertambahnya usia, tubuh akan mengalami perubahan struktur seperti menebalnya ligamen dan tulang punggung menjadi lebih besar.
Akibatnya saraf tulang belakang dan saraf-saraf di sekitarnya termasuk lutut akan mendapatkan tekanan berlebih. Selain itu, usia juga menyebabkan terjadinya degenerasi tulang belakang terkait penyempitan tulang belakang sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap tahunnya.
2. Pertumbuhan Tulang Belakang yang Tidak Normal
Pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal seperti taji tulang (osteofit) dan penyakit paget menyebabkan tulang belakang membesar dan mempersempit ruas tulang belakang sehingga menekan saraf tulang belakang.
3. Munculnya Tonjolan pada Diskus
Diskus atau dikenal sebagai cakram tulang belakang merupakan bantalan antar ruas tulang belakang yang berfungsi untuk meredam guncangan.
Bantalan yang menipis seiring bertambahnya usia menyebabkan cakram tulang menipis dan rusak. Akibatnya, bagian dalam diskus menonjol keluar dan mempersempit ruang antar tulang sehingga saraf-saraf di sekitar tulang belakang mengalami tekanan.
4. Tumor
Tumor atau pertumbuhan abnormal sel dapat terjadi pada bagian tubuh manapun, termasuk tulang belakang. Adanya tumor dalam kanal tulang belakang yang semakin membesar dapat memberikan tekanan pada saraf tulang belakang sehingga menyebabkan spinal stenosis.
5. Kecelakaan atau Trauma
Kecelakaan yang mengakibatkan pergeseran tulang (spondylolisthesis), tulang retak, patah tulang atau pembengkakan jaringan di tulang belakang dapat membuat struktur tulang berubah dan menekan saraf tulang belakang. Hal ini juga menjadi penyebab terjadinya spinal stenosis yang wajib diwaspadai.
Gejala Spinal Stenosis
Spinal stenosis umumnya sulit dideteksi karena tidak memiliki gejala atau ciri yang signifikan. Namun seiring memburuknya penyempitan pada tulang belakang, beberapa gejala dapat dicirikan mengarah pada penyempitan tulang belakang.
Gejala yang timbul pun berbeda-beda tergantung dari ruas yang mengalami penyempitan, beberapa diantaranya adalah:
1. Cervical Spinal Stenosis (Penyempitan pada Ruas Leher)
Berikut adalah gejala yang mungkin muncul pada cervical spinal stenosis:
- Mengalami mati rasa di bagian leher.
- Kesemutan di kaki, lengan, atau tangan.
- Sulit menjaga meseimbangan bahkan sulit berjalan.
- Timbul rasa nyeri leher.
2. Lumbar Spinal Stenosis/ Stenosis Lumbal (Penyempitan pada Punggung Bawah)
Sementara itu ciri-ciri berikut ini merujuk pada adanya penyempitan ruas tulang belakang di area punggung bawah atau stenosis lumbal:
- Timbul nyeri di area punggung bawah.
- Mati rasa atau kesemutan di area panggul atau kaki.
- Kram yang intens pada kaki yang dapat memburuk saat berjalan atau berdiri terlalu lama.
- Posisi membungkuk atau duduk dapat meredakan nyeri dan kram.
Hubungan Antara Spinal Stenosis dan Nyeri Lutut
Gejala spinal stenosis dapat menjalar pada bagian tubuh lainnya jika tidak segera ditangani. Kondisi penyempitan tulang belakang pun kerap dihubungkan dengan nyeri lutut karena punggung bawah terhubung ke lutut melalui panggul dan saraf sciatic.
Nyeri lutut kerap dialami oleh para pengidap stenosis karena adanya tekanan ataupun kompresi saraf yang mempengaruhi tungkai bawah.
Tak hanya rasa nyeri yang hebat, terganggunya saraf tersebut dapat membuat otot tungkai melemah sehingga penderita penyempitan tulang belakang kerap mengalami kesulitan dalam berjalan.
Pengobatan Spinal Stenosis
Pengobatan spinal stenosis akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan dari gejala yang muncul.
Tindakan utama yang dilakukan adalah untuk meringankan gejala dan mengurangi tekanan pada saraf sehingga penderita stenosis dapat tetap beraktivitas.
Alternatif pengobatan penyempitan tulang belakang yang mungkin ditawarkan oleh tenaga medis diantaranya adalah:
1. Terapi obat-obatan
Terapi non-invasif untuk tulang belakang menggunakan obat merupakan cara pertama yang bisa dilakukan mengatasi rasa sakit dan mengurangi tekanan pada saraf belakang. Umumnya dokter dapat memberikan obat-obat berikut ini:
- Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS),untuk mengurangi nyeri di tulang belakang.
- Obat antidepresan trisiklik jika mengalami nyeri kronis.
- Obat anti kejang untuk mengatasi nyeri akibat kerusakan di saraf.
- Pereda nyeri golongan opioid untuk mengurangi nyeri jangka pendek
- Obat kortikosteroid injeksi untuk mengatasi peradangan dan nyeri.
2. Fisioterapi
Selain pengobatan serta operasi, penderita stenosis perlu melakukan fisioterapi untuk pemulihan spinal stenosis.
Fisioterapi dapat segera dilakukan setelah gejala mereda dengan tujuan untuk memperkuat otot punggung, perut, meningkatkan kekuatan tulang belakang sekaligus membuatnya lentur kembali.
Diharapkan dari terapi fisik yang dijalankan dapat mengembalikan fungsi gerak dan keseimbangan tubuh yang berkurang akibat stenosis spinal.
3. Operasi
Prosedur operasi perlu dilakukan jika metode pengobatan dengan terapi obat maupun terapi fisik tidak mampu mengatasi stenosis spinal. Berikut prosedur operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi stenosis spinal:
- Prosedur operasi laminektomi dilakukan untuk mengangkat seluruh bagian ruas tulang belakang (lamina) yang menekan saraf.
- Laminotomi tindakan bedah untuk mengangkat sebagian dari ruas tulang belakang yang menekan saraf.
- Foraminotomi tindakan yang bertujuan untuk memperlebar foramen dengan cara mengikis tulang di sekitar bagian tersebut..
- Fusi tulang belakang yakni prosedur menggabungkan dua ruas tulang belakang secara permanen untuk mengurangi rasa sakit dan gejala yang terkait dengan saraf disekitarnya.
Cara Mencegah Spinal Stenosis
Sebagai penyakit degeneratif, spinal stenosis dapat terjadi pada siapa saja saat berusia senja.
Untuk meminimalisir risiko terjadinya penyempitan tulang belakang saat lansia maupun anak muda, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut ini:
- Konsumsi Kalsium dan Vitamin D
Dalam rangka mengantisipasi stenosis Anda dapat mengkonsumsi makanan sehat yang yang mengandung kalsium dan vitamin D yang bermanfaat bagi kesehatan tulang.
2. Hindari Rokok
Kandungan rokok dan asap rokok dapat menyebabkan degenarasi tulang belakang sehingga menurunkan fungsi cakram tulang belakang dan memperburuk kesehatan tulang secara menyeluruh.
3. Olahraga Teratur
Kegiatan olahraga dapat memperkuat tulang serta mampu menjaga stabilitas tulang belakang sehingga dapat mengurangi tekanan pada cakram dan sendi tulang belakang.
4. Ketahui Cara Mengangkat Beban yang Tepat
Saat mengangkat beban, hindari posisi membungkuk yang berisiko bagi tulang punggung Anda.
Aturlah posisi tubuh dengan cara menekuk lutut dan menjaga punggung tetap lurus agar tulang punggung tidak mendapatkan tekanan berlebihan.
Dapatkan Pengobatan nyeri lutut dan kaki di Klinik Patella
Spinal stenosis atau penyempitan tulang belakang umumnya terjadi pada lansia yang berusia 50 tahun atau lebih, namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada usia muda.
Seringkali, penyakit ini juga menyebabkan efek samping berupa nyeri lutut sehingga harus segera ditangani agar efeknya tidak semakin parah.
Jika Anda mulai memiliki keluhan tersebut, Klinik Patella hadir sebagai solusi untuk merawat nyeri lutut yang diakibatkan oleh kompresi saraf spinal stenosis.
Klinik Patella sendiri merupakan fasilitas kesehatan yang memiliki fokus untuk mengatasi masalah nyeri lutut, tulang, otot dan sendi dengan dokter spesialis yang berpengalaman, Jadi dapat membantu untuk memberikan perawatan terbaik kepada pasien kami.
Untuk membuat janji konsultasi dengan dokter, Anda dapat menghubungi kami melalui WhatsApp di nomor 0811-8124-2022.
Selain itu, Anda juga dapat mengunjungi klinik kami yang berlokasi di Jalan Hj. Tutty Alawiyah No. 34B, Kalibata, Pancoran – Jakarta Selatan.