Dengan kemajuan teknologi modern di bidang kedokteran, penanganan cedera bahu kini mulai bervariasi. Pada kasus cedera bahu ringan, dokter mungkin hanya akan memberikan obat-obatan pereda nyeri dan peradangan. Namun, pada beberapa kondisi nyeri yang kronis dan sudah parah, metode intervensi lainnya tentu diperlukan. Pengelolaan intervensi nyeri akibat cedera bahu bisa mencakup radiofrekuensi ablasi dan mungkin saja pembedahan jika terapi lain tidak memberikan hasil kesembuhan yang optimal.
Daftar Isi
Radiofrekuensi Ablasi
Radiofrekuensi ablasi (RFA) adalah prosedur non-bedah yang melibatkan penggunaan gelombang radiofrekuensi untuk merusak jaringan saraf yang menyebabkan rasa sakit. Dalam konteks penanganan cedera bahu, prosedur ini dapat membantu mengurangi nyeri dengan mengganggu sinyal nyeri yang dikirimkan oleh saraf-saraf tertentu.
Prosesnya dimulai dengan memasukkan jarum tipis yang mengandung elektroda ke dalam area yang tepat di sekitar cedera bahu. Elektroda ini kemudian memancarkan gelombang radiofrekuensi yang menghasilkan panas yang cukup untuk merusak atau menonaktifkan saraf yang menyebabkan nyeri. Prosedur ini umumnya dilakukan dengan bimbingan gambar medis, seperti ultrasonografi atau sinar-X, untuk memastikan akurasi dan presisi.
Kegunaan Radiofrekuensi Ablasi dalam Penanganan Cedera Bahu
- Meredakan nyeri, baik nyeri akut maupun kronis
- Mengurangi peradangan di area bahu yang terkena
- Proses pemulihan lebih singkat dan nyaman
- Mengurangi risiko infeksi dan komplikasi lainnya
Kondisi Cedera Bahu yang Membutuhkan RFA
- Tendinitis Bahu
- Frozen Shoulder (Bahu Beku)
- Cedera bahu akibat kerusakan saraf, radiofrekuensi ablasi dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang disebabkan oleh kerusakan tersebut.
Pentingnya Berkonsultasi dengan Dokter
Dokter akan membantu melakukan pemeriksaan awal terlebih dulu dan mengelola gejala nyeri dengan perawatan yang sesuai. Silahkan membuat janji konsultasi dengan dokter kami di Klinik Patella di nomor 021-2237-9999 atau chat melalui whatsapp di 0811-8124-2022.
Meskipun radiofrekuensi ablasi menawarkan sejumlah manfaat, keputusan untuk menjalani prosedur ini harus dilakukan setelah Anda berkonsultasi dengan dokter. Beberapa potensi risiko dan komplikasi, seperti infeksi atau reaksi alergi terhadap anestesi lokal, perlu dipertimbangkan.
Baca juga: Cedera Dislokasi Bahu, Bagaimana Mengatasinya?
***
Feature photo by kkhaosai from Freepik
FAQ (Frequently Asked Questions) tentang Cedera Bahu dan Radiofrekuensi Ablasi (RFA)
Dalam menangani cedera bahu, ada beberapa langkah utama yang bisa dilakukan:
Proteksi: Lindungi area bahu dari risiko cedera lebih lanjut
Istirahat: Kurangi aktivitas yang membebani bahu untuk mempercepat pemulihan
Kompres dingin: Gunakan es yang dibalut kain untuk membantu mengurangi nyeri dan peradangan
Balut dengan perban: Membantu menstabilkan bahu agar tidak mengalami pergerakan berlebihan
Tinggikan posisi bahu: Jika memungkinkan, posisikan bahu sedikit lebih tinggi untuk mengurangi pembengkakan
Waktu pemulihan cedera bahu sangat bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Cedera ringan umumnya bisa pulih dalam beberapa minggu, sedangkan cedera yang lebih serius mungkin memerlukan beberapa bulan hingga satu tahun. Jika cedera tidak kunjung membaik dengan terapi konservatif, intervensi medis seperti radiofrekuensi ablasi bisa menjadi pilihan pengobatan.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu meredakan nyeri bahu, antara lain:
Mengompres area bahu dengan es selama 15 menit, 3–4 kali sehari, selama beberapa hari pertama setelah nyeri muncul
Mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran dokter
Melakukan peregangan ringan untuk membantu mengembalikan fleksibilitas otot bahu setelah peradangan mereda
Jika nyeri tidak membaik, berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan opsi pengobatan yang lebih lanjut, seperti fisioterapi atau prosedur minimal invasif
Jika mengalami dislokasi bahu, beberapa langkah awal yang bisa dilakukan meliputi:
Mengompres bahu dengan es selama 15–20 menit, beberapa kali dalam sehari, untuk mengurangi bengkak dan nyeri
Menghindari gerakan atau aktivitas yang dapat memperburuk cedera
Menggunakan perban atau sling untuk menstabilkan bahu
Segera mencari pertolongan medis agar dokter dapat melakukan reposisi bahu dengan teknik yang aman
Jika mengalami cedera otot pada bahu, metode RICE bisa diterapkan sebagai langkah awal:
Rest (Istirahat): Hindari aktivitas yang memperburuk nyeri untuk memberi waktu pemulihan pada otot
Ice (Kompres dingin): Gunakan es atau kompres dingin selama 10–15 menit per jam pada hari pertama untuk mengurangi peradangan
Compression (Balut dengan perban elastis): Membantu mengurangi pembengkakan dan menjaga stabilitas otot
Elevation (Tinggikan posisi bahu): Jika memungkinkan, posisikan bahu lebih tinggi untuk membantu mengurangi pembengkakan