Tindakan radio frekuensi ablasi pada saraf genikular yang merupakan saraf utama pada sendi lutut merupakan salah satu pilihan terapi bukan operasi pada kasus nyeri lutut pada beberapa kondisi, seperti:
- Osteoarthritis (OA)
- Nyeri lutut kronik
- Kerusakan sendi lutut karena penuaan
- Atau pasien yang enggan melakukan tindakan pengantian lutut total (TKR) atau sebagian (PKR)
Osteoarthritis pada sendi lutut merupakan masalah kesehatan lutut yang umum pada usia dewasa dan usia lanjut. OA terjadi saat terjadi penipisan bantalan sendi lutut hingga tulang rawan yang membungkus sendi lutut.
Kondisi ini selanjutnya menyebabkan nyeri saat berjalan atau beraktivitas hingga keterbatasan gerak sendi lutut.
Pada kondisi terapi obat, suntikan steroid atau viscosupplements tidak bisa lagi mengatasi nyeri sendi lutut, tindakan radio frekuensi ablasi tepat pada Anda yang tidak mau melakukan tindakan operasi.
Daftar Isi
Tindakan Radio Frekuensi Ablasi Lutut
Radiofrekuensi ablasi merupakan terapi terkini tanpa operasi dengan cara menghantarkan gelombang radio dengan frekuensi tertentu pada saraf genikular yang terdapat di sekitar lutut. Dalam beberapa literatur terapi ini mampu mengatasi nyeri lutut secara efektif hingga mencapai 90%.
Dalam tindakan radio frekuensi ablasi dokter tidak menggunakan obat steroid atau obat lainnya yang di suntikan ke dalam lutut. Tindakan radio frekuensi ablasi juga sangat rekomendasi pada pasien nyeri lutut paska tindakan partial atau total knee replacement atau operasi lutut lainnya. Tindakan radiofrekuensi ablasi lutut hanya membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 30 menit.
Persiapan Sebelum Tindakan
Tindakan radio frekuensi ablasi tidak memerlukan rawat inap, jadi pasca tindakan Anda bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Namun pada kondisi atau pasien tertentu, beberapa obat yang biasanya dikonsumsi harian harus berhenti. Namun penghentian obat ini harus Anda konsultasikan dengan dokter, beberapa obat antara lain golongan aspirin, NSAIDS atau turunannya.
Wanita hamil, tidak rekomendasi melakukan tindakan radio frekuensi ablasi. Karena paparan radiologi c-arm dapat menyebabkan risiko kecacatan dan keguguran pada janin.
Proses Tindakan Radio Frekuensi Ablasi
- Datang minimal 30 menit sebelum jadwal tindakan, lebih baik Anda membawa keluarga atau pendamping
- Bawa pemeriksaaan radiologi MRI/CT scan terakhir Anda
- Ingatkan dokter jika Anda memiliki alaregi obat atau bahan tertentu seperti zat kontras, iodine atau latex
- Disarankan untuk mandi menggunakan sabun saat berangkat dari rumah. Jangan mengaplikasikan lotion atau krim obat pada area terapi radiofrekuensi ablasi atau pada lutut Anda sebelum dan sesudah tindakan selama 24 jam
- Puasa minimal 1 jam sebelum tindakan
- Sebelum tindakan, perawat atau asisten dokter melakukan beberapa persiapan seperti test alergi dan skrining awal sebelum tindakan secara lisan. Lanjut prosedur standart medis sebelum tindakan radio frekuensi lutut seperti contoh pemasangan jalur intravena
- Pada beberapa kasus, sedasi mungkin perlu untuk mengurangi kecemasan pasien saat tindakan radio frekuensi lutut
- Dengan panduan radiologi seperti USG atau C-arm, jarum radio frekuensi ablasi pada target saraf genikular yang tertuju. Saat tindakan Anda mungkin akan mengalami sedikit rasa tidak nyaman selama 5-15 menit dengan sedikit rasa sensasi seperti tersengat aliran litrik. Ablasi saraf genikular mungkin perlu pada beberapa lokasi lutut yang lain
- Setelah proses radiofrekuensi lutut selesai, jarum radiofrekuensi ablasi diambil, dan kulit sekitar lutut akan dibersihkan oleh perawat dan tutup dengan kasa khusus
- Paska tindakan Anda akan menempati ruang recovery. Observasi diperlukan setidaknya 15-30 menit dan dapat dengan keluarga
Keuntungan Radiofrekuensi Ablasi Lutut
- Tidak membutuhkan rawat inap
- Biaya lebih terjangkau daripada tindakan partial atau total knee replacement
- Pasien tidak harus mengkonsumsi obat pengencer darah paska tindakan radiofrekuensi ablasi tidak seperti pasca tindakan total knee replacement
- Dapat untuk semua usia atau kelompok pasien risiko tinggi yang tidak memungkinkan dengan tindakan partial atau total knee replacement
- Risiko komplikasi seperti infeksi atau perdarahan pasca tindakan radiofrekuensi ablasi minimal, berbeda pada pasien pasca tindakan operasi terbuka
Referensi: