Anda mengalami rasa nyeri yang hebat akibat radang sendi? Memang, ada berbagai faktor yang bisa memicu radang sendi dan sebaiknya Anda waspadai. Radang sendi, atau arthritis, yaitu suatu kondisi di mana sendi-sendi tubuh mengalami peradangan, pembengkakan, dan rasa nyeri.
Daftar Isi
- Penyebab Radang Sendi
- 1. Faktor Genetik
- 2. Usia
- 3. Obesitas
- 4. Gaya Hidup
- 5. Cedera dan Trauma
- 6. Infeksi
- 7. Faktor Lingkungan
- 8. Kondisi Medis Lainnya
- Mengelola Gejala Radang Sendi
- Perawatan Radang Sendi
- Obat yang Digunakan dalam Injeksi Intraartikular
- Frequently Asked Questions (FAQ)
- Apa Faktor Penyebab Radang Sendi?
- Bagaimana Menjaga Radang Sendi Agar Tidak Semakin Parah?
- Bagaimana Perawatan Radang Sendi?
Penyebab Radang Sendi
Beberapa penyebab terjadinya radang sendi diantara:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik memainkan peran penting dalam peningkatan risiko radang sendi. Jika memiliki riwayat keluarga dengan riwayat arthritis, Anda mungkin lebih rentan terhadap kondisi ini. Namun, genetika hanya menjadi salah satu komponen, dan faktor lingkungan juga memiliki pengaruh besar.
2. Usia
Seiring bertambahnya usia, semakin besar risiko tinggi terkena arthritis, terutama osteoarthritis. Hal ini terjadi akibat kerusakan alami yang terjadi pada sendi seiring waktu.
3. Obesitas
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terkena arthritis, terutama osteoarthritis. Beban berat badan ekstra dapat menyebabkan tekanan berlebih pada sendi, mempercepat kerusakan tulang rawan dan jaringan lunak di sekitarnya.
4. Gaya Hidup
Gaya hidup yang kurang aktif dapat menyebabkan otot-otot dan sendi melemah, sehingga Anda pun rentan mengalami cedera dan peradangan pada sendi. Sebaliknya, aktivitas fisik teratur dapat membantu menjaga kesehatan sendi dengan meningkatkan sirkulasi darah dan kekuatan otot.
5. Cedera dan Trauma
Cedera fisik atau trauma langsung pada sendi dapat merusak jaringan dan meningkatkan risiko radang sendi. Olahraga dengan intensitas tinggi atau kecelakaan dapat menjadi pemicu cedera ini.
6. Infeksi
Infeksi bakteri atau virus dapat merusak sendi dan menimbulkan peradangan atau arthritis septik.
7. Faktor Lingkungan
Paparan terhadap lingkungan yang merusak, seperti polusi udara dan bahan kimia, dapat berkontribusi pada peradangan dan risiko terjadinya radang sendi.
8. Kondisi Medis Lainnya
Beberapa kondisi medis lainnya, seperti lupus dan gangguan imun lainnya, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena radang sendi.
Mengelola Gejala Radang Sendi
Untuk mengelola gejala agar tidak semakin parah, maka Anda perlu melakukan beberapa langkah berikut ini:
- Menjaga Berat Badan: Cobalah untuk mulai mengatur pola makan sehat untuk menjaga berat badan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi beban pada sendi dan meredakan gejala.
- Aktivitas Fisik Teratur: Melakukan latihan fisik yang tepat dapat membantu menjaga fleksibilitas dan kekuatan sendi.
- Pengobatan: Dalam beberapa kasus, pengobatan medis, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengendali nyeri, dapat membantu mengurangi peradangan dan rasa nyeri.
- Menghindari Faktor Pemicu: Menghindari kebiasaan merokok, mengurangi paparan terhadap lingkungan berbahaya, dan menjaga kebersihan untuk mengurangi risiko infeksi.
- Pemantauan Kesehatan Rutin: Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala dan berbicara dengan dokter Anda dapat membantu mendeteksi masalah sendi lebih awal.
Perawatan Radang Sendi
Salah satu pilihan pengobatan yang efektif dan populer untuk mengatasi radang sendi lutut adalah dengan menggunakan injeksi intraartikular.
Injeksi intraartikular adalah prosedur medis dengan menyuntikkan obat khusus langsung ke dalam sendi lutut. Tujuannya adalah untuk meredakan peradangan, mengurangi nyeri, dan meningkatkan fungsi sendi.
Obat yang Digunakan dalam Injeksi Intraartikular
Ada beberapa jenis obat yang digunakan dalam injeksi intraartikular untuk radang lutut, termasuk:
- Kortikosteroid: Ini adalah obat antiinflamasi yang bekerja dengan meredakan peradangan pada sendi. Kortikosteroid sering digunakan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan pada area lutut yang terkena.
- Hyaluronic Acid (Asam Hialuronat): Asam hialuronat adalah komponen alami cairan sendi yang bertujuan untuk melumasi sendi dan meredakan gesekan antara tulang rawan. Injeksi asam hialuronat dapat membantu meningkatkan pelumasan sendi dan mengurangi rasa sakit.
- Platelet-Rich Plasma (PRP): Metode ini melibatkan pengambilan darah pasien, pemisahan komponen plasma yang kaya akan platelet, dan kemudian menyuntikkannya kembali ke dalam sendi lutut. Platelet kaya akan faktor pertumbuhan yang dapat merangsang proses penyembuhan dan regenerasi jaringan.
Hal yang harus Anda perhatikan yaitu mengelola gejala harus menyesuaikan dengan kondisi medis dan karakteristik individu/ pasien. Konsultasikan dengan dokter kami di Klinik Patella untuk mendapatkan saran dan perawatan yang sesuai. Dengan perawatan yang tepat dan perubahan gaya hidup sehat, radang dapat dikelola secara efektif sehingga memungkinkan seseorang menjalani kehidupan yang aktif dan nyaman.
Untuk melakukan pemeriksaan, Anda bisa membuat janji temu dengan dokter melalui nomor kontak 021-7919-6999 atau chat melalui whatsapp di 0811-1443-599.
Baca juga: Waspadai Gejala Osteoarthritis yang Bisa Sebabkan Nyeri Saat Berjalan
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa Faktor Penyebab Radang Sendi?
Berikut beberapa faktor penyebabnya: 1. Faktor genetik 2. Usia 3. Obesitas 4. Gaya hidup 5. Cedera dan trauma 6. Infeksi 7. Faktor lingkungan 8. Kondisi medis lainnya seperti lupus dan gangguan imun
Bagaimana Menjaga Radang Sendi Agar Tidak Semakin Parah?
Untuk menjaga agar tidak semakin parah, lakukan beberapa langkah berikut ini: 1. Menjaga berat badan 2. Aktivitas fisik teratur 3. Pengobatan 4. Menghindari faktor pemicu 5. Pemantauan kesehatan rutin
Bagaimana Perawatan Radang Sendi?
Salah satu pilihan pengobatan yang efektif dan populer untuk mengatasi radang sendi lutut adalah dengan menggunakan injeksi intraartikular. Injeksi intraartikular adalah prosedur medis dengan menyuntikkan obat khusus langsung ke dalam sendi lutut.
Artikel ini ditinjau oleh: dr. Yuti Purnamasari