Kondisi Plica syndrome atau sindrom plica sering kali diabaikan karena gejalanya mirip dengan masalah lutut lainnya, seperti cedera pada ligamen atau kerusakan pada kartilago.
Meskipun plica syndrome lebih sering terjadi pada atlet atau individu yang melakukan aktivitas fisik berlebihan, siapa saja bisa mengalaminya.
Selain itu, penderita sering merasakan sensasi “klik” atau “terjepit” di lutut saat bergerak. Meskipun tidak selalu menyebabkan cedera serius, jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, plica syndrome bisa mengganggu kualitas hidup dan berpotensi berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai penyebab, gejala, serta langkah-langkah pengobatan yang dapat membantu meredakan sindrom plica.
Jika Anda membutuhkan penanganan untuk plica syndrome atau penyebab nyeri lutut lainnya, segera hubungi kami di nomor WhatsApp di 0811-8124-2022, untuk mendapatkan konsultasi medis dan solusi perawatan yang tepat.
Daftar Isi
Apa itu Plica Syndrome
Plica syndrome adalah suatu kondisi medis yang terjadi akibat peradangan pada lipatan jaringan (plica) di sekitar lutut.
Plica sendiri merupakan struktur normal yang terbentuk selama perkembangan janin, namun pada beberapa individu, plica ini bisa menjadi iritasi dan menyebabkan rasa sakit.
Gejala utama dari plica syndrome adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan di bagian depan lutut, terutama saat melakukan aktivitas yang membebani lutut seperti berlari, menaiki tangga, atau jongkok.
Untungnya, plica syndrome dapat diatasi dengan berbagai pendekatan pengobatan, mulai dari terapi fisik hingga prosedur bedah dalam kasus yang lebih parah. Penting untuk segera mengenali tanda-tanda kondisi ini agar dapat dilakukan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Gejala dan penyebab plica syndrome
Apakah penyebab plica syndrome adalah cedera? Ya, plica syndrome dapat terjadi akibat cedera, seperti benturan pada lutut saat terlibat kecelakaan, misalnya terkena dashboard saat kecelakaan mobil.
Kondisi cedera ini juga sering berkembang pada atlet yang sering melakukan aktivitas berlari atau bersepeda.
Apa saja gejala plica syndrome?
Orang yang menderita sindrom plica biasanya mengalami nyeri pada lutut. Beberapa gejala umum dari sindrom plica antara lain:
- Lutut yang bengkak.
- Suara klik atau pop saat membengkokkan atau meluruskan lutut.
- Nyeri yang memburuk setelah membungkuk, jongkok, atau naik tangga.
- Sensasi tersangkut saat berdiri setelah lama duduk.
- Merasa tidak stabil saat berjalan di permukaan miring atau menaiki tangga.
- Kesulitan duduk dalam waktu lama.
- Dapat merasakan plica yang bengkak saat menekan pada bagian atas lutut.
Diagnosis plica syndrome
Bagaimana sindrom plica didiagnosis? Dokter akan memulai dengan pemeriksaan fisik. Mereka juga akan menanyakan tentang gejala yang Anda alami serta riwayat kesehatan Anda.
Untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain, seperti tendinitis atau robekan pada meniskus, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan dengan sinar-X atau MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Pengobatan dan pemulihan plica syndrome
Bagaimana plica syndrome diobati? Pada banyak kasus, plica syndrome dapat dikelola dengan pengobatan non-bedah. Beberapa pengobatan plica syndrome yang umum adalah sebagai berikut:
- Beristirahat: Untuk mendukung proses penyembuhan, hindari aktivitas yang menyebabkan perburukan kondisi Anda.
- Pemasangan es atau kompres dingin: Menempelkan es pada lutut dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. Gunakan kompres dingin selama 15 menit setiap tiga jam.
- Obat antiinflamasi non-steroid (NSAID): Obat-obatan yang dapat dibeli tanpa resep, seperti ibuprofen dan naproxen sodium, membantu mengurangi peradangan dan ketidaknyamanan.
- Injeksi steroid: Penyedia layanan kesehatan Anda mungkin akan merekomendasikan suntikan kortikosteroid untuk mengurangi rasa sakit pada lutut.
- Latihan untuk memperkuat otot quadriceps: Orang dengan otot quadriceps yang lemah lebih rentan mengalami sindrom plica. Latihan yang fokus pada otot quadriceps dapat membantu mengurangi risiko kondisi ini.
- Peregangan otot hamstring: Jika hamstring Anda terlalu kencang, hal ini dapat memberikan tekanan berlebih pada bagian depan lutut. Peregangan untuk melemaskan hamstring dapat membantu mengurangi tekanan tersebut.
Jika pengobatan non-bedah tidak berhasil, Anda mungkin membutuhkan prosedur bedah yang disebut arthroscopic resection.
Dalam prosedur ini, penyedia layanan kesehatan Anda akan membuat sayatan kecil pada lutut dan memasukkan kamera kecil untuk melihat bagian dalam lutut.
Instrumen bedah kecil akan dimasukkan melalui sayatan kedua untuk mengubah atau mengangkat plica yang bermasalah.
Apakah ada komplikasi setelah operasi arthroscopic resection? Seperti halnya dengan prosedur bedah lainnya, komplikasi bisa terjadi setelah operasi arthroscopic resection. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:
- Infeksi.
- Kerusakan pada arteri.
- Kerusakan saraf.
- Pembekuan darah.
- Pendarahan berlebih.
- Reaksi alergi terhadap anestesi.
- Kehilangan sensasi pada area sayatan.
Untuk mengurangi risiko komplikasi pasca operasi, diskusikan riwayat medis Anda dengan penyedia layanan kesehatan.
Jangan lupa untuk memberi tahu mereka tentang obat-obatan atau suplemen yang sedang Anda konsumsi.
Berapa lama waktu pemulihan setelah operasi reseksi artroskopik?
Setelah operasi arthroscopic resection, sebagian besar orang membutuhkan waktu sekitar enam minggu untuk pemulihan.
Proses penyembuhan bisa memakan waktu lebih lama, tergantung pada tingkat keparahan kondisi Anda.
Pencegahan plica syndrome
Meskipun plica syndrome tidak dapat dicegah sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini. Beberapa cara untuk mencegah plica syndrome adalah sebagai berikut:
- Hindari penggunaan berlebihan pada sendi lutut.
- Perhatikan tingkat kenyamanan Anda saat memulai rutinitas latihan baru.
- Jaga kekuatan dan kelenturan pada kaki, pergelangan kaki, dan kaki bagian bawah Anda.
Layanan pengobatan nyeri lutut dan kaki di Klinik Lamina
Klinik Patella hadir untuk memberikan perawatan khusus bagi Anda yang mengalami nyeri lutut dan kaki, yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari.
Nyeri lutut dan kaki sering kali menimbulkan rasa sakit yang mengganggu dan membatasi gerakan.
Di Klinik Patella, tim medis kami yang terdiri dari dokter ortopedi dan fisioterapis berkompeten siap bekerja sama untuk merencanakan perawatan yang paling sesuai, berdasarkan tingkat keparahan sakit lutut yang Anda alami.
Jika Anda membutuhkan penanganan untuk nyeri lutut dan kaki, segera hubungi kami untuk mendapatkan konsultasi medis yang menyeluruh dan solusi perawatan yang tepat.
Anda dapat menghubungi kami melalui WhatsApp di 0811-8124-2022, atau langsung mengunjungi Klinik Patella yang beralamat di Jalan Hj. Tutty Alawiyah No.34B, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.