Lutut nyeri lutut sakit mungkin pernah Anda alami. Kadangkala hal ini dapat membuat Anda takut bergerak, karena takut bertambah parah. Hal ini mungkin oleh adanya mitos-mitos yang beredar, kalau lutut nyeri atau lutut sakit sebaiknya beristirahat. Benarkah begitu?
Berikut beberapa mitos dan faktanya seputar lutut nyeri lutut sakit.
Daftar Isi
Lutut Nyeri Dan Sakit Ini Mitosnya
Mitos Pertama: Lutut Nyeri Disebabkan Masalah pada Lutut
Mitos: Semua nyeri lutut asal nyerinya dari lutut.
Fakta: Nyeri lutut dapat timbul bila ada nyeri atau masalah yang terjadi pada area tubuh lain, seperti punggung bawah (pinggang), panggul, dan lainnya. Biasanya nyeri pada punggung bawah/pinggang, nyerinya dapat menyebar ke bawah atau ke tungkai bawah, seperti lutut, dan betis.
Sebaliknya, bila ada cedera pada lutut itu sendiri tidak menyebabkan bagian tubuh lainnya terasa nyeri juga. Jika Anda lututnya nyeri, namun saat lutut tersentuh tidak terasa nyeri atau tidak nyeri saat bergerak aktif, maka kemungkinan nyeri oleh adanya masalah pada punggung bawah (pinggang) atau pinggul.
Mitos Kedua: Stop Olahraga atau Harus Beristirahat
Mitos: Nyeri lutut jangan berolahraga dan harus istirahat sampai nyerinya sembuh.
Fakta: Memang benar dengan beristirahat menjadi salah satu faktor penting untuk penyembuhan nyeri lutut namun aktivitas fisik dan olahraga secara baik, justru dapat membantu mempercepat proses penyembuhan dan mencegah/mengurangi nyeri pada lutut.
Olahraga dapat membantu menjaga berat badan Anda tetap terjaga ideal, menjaga otot-otot tetap fleksibel, dan membantu memperkuat otot-otot yang menunjang/menyangga sendi lutut.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dewasa muda dengan peradangan atau pengapuran lutut yang bisa menimbulkan nyeri lutut, dengan melakukan olahraga minimal tiga kali seminggu dapat menurunkan risiko kecacatan hampir 50 persen.
Mitos Ketiga: Minum Obat Atasi Nyeri
Mitos: Minum obat antiinflamasi nonsteroid dapat menyembuhkan nyeri lutut.
Fakta: Minum obat antinyeri dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping. Itu sebabnya bila mengalami nyeri kronis sebaiknya hentikan kebiasaan ini agar terhindar dari efek samping yang tidak diharapkan.
Ganti obat-obatan ini dengan berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi nyeri pada lutut.
Mitos Keempat: Lutut Nyeri Hanya Pada Lanjut Usia
Mitos: Peradangan atau pengapuran lutut yang menimbulkan nyeri pada lutut hanya terjadi pada orang tua atau lanjut usia
Fakta: Pengapuran lutut atau osteoartritis (OA) memang merupakan masalah sendi yang sering terjadi pada orang tua. Namun dari hasil beberapa studi, usia yang mengalami penyakit yang dapat menyebabkan nyeri lutut ini, mulai bergeser ke usia lebih muda.
Banyak faktor yang menyebabkan pergeseran usia ini, antara lain kelebihan berat badan/obesitas, cedera pada sendi lutut akibat olahraga, pekerjaan maupun aktivitas.
Mitos Kelima: Lutut Nyeri Harus Operasi
Mitos: Terapi lutut yang terasa nyeri harus dengan tindakan operasi.
Fakta: Banyak orang yang khawatir, lutut yang nyeri harus dengan tindakan operasi. Namun kini seiring dengan perkembangan teknologi medis, nyeri pada lutut dapat dengan tanpa operasi, misalnya dengan teknologi radiofrekuensi ablasi, viscosuplementasi, dan artroskopi.
Tindakan non-operasi oleh dokter professional dengan mengetahui penyebab pastinya dapat membantu. Dengan hasil pemeriksaan penunjang lainnya misalnya hasil rontgen.