Prosedur minimal invasif, loose body removal, dilakukan oleh ahli bedah untuk menghilangkan potongan tulang, tulang rawan, atau potongan jaringan lainnya dari sendi lutut.
Loose body ini dapat menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien, baik saat bergerak maupun saat beristirahat.
Umumnya, loose body ini muncul akibat cedera pada sendi lutut sebelumnya atau akibat osteoartritis lutut yang semakin parah.
Loose body juga bisa terbentuk akibat jaringan parut setelah operasi lutut sebelumnya. Ahli bedah dapat melakukan operasi loose body removal ini dengan arthroscopy lutut.
Arthroscopy lutut sendiri dapat menangani beberapa kondisi lutut selain loose body removal yaitu robekan meniskus, osteochondritis dissecans, atau dislokasi patela berulang.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai manfaat arthroscopy pada sendi, Anda dapat menghubungi tim Klinik Patella melalui WhatsApp di nomor 0811-8124-2022.
Daftar Isi
- Gejala loose bodies pada lutut
- Diagnosis loose body pada lutut
- Sinar-X (Rontgen)
- CT-scan
- MRI (Magnetic resonance imaging)
- Artrografi
- Prosedur loose body removal
- Perawatan non-bedah
- Tindakan pembedahan
- 1. Arthroscopy
- 2. Artrotomi
- Proses pemulihan dari operasi loose body removal
- Penanganan medis di Klinik Patella
Gejala loose bodies pada lutut
Orang yang melakukan aktivitas rekreasi atau pekerjaan fisik berat, berisiko memunculkan loose body pada sendi lututnya.
Pasien yang menderita loose body mungkin akan mengalami kesulitan untuk meluruskan atau menekuk kaki secara sempurna tanpa rasa sakit.
Setiap pasien merespons rasa sakit dengan cara yang berbeda, jadi gejalanya bisa bervariasi. Banyak pasien yang menderita loose body di sendi lutut sering melaporkan gejala-gejala berikut:
- Nyeri lutut
- Pembengkakan lutut
- Nyeri saat bergerak
- Lutut terasa terjepit atau terkunci
Diagnosis loose body pada lutut
Pasien yang mengalami gejala-gejala terkait loose body di lutut sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter ahli ortopedi.
Jika tidak ditangani, tubuh longgar di lutut dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada jaringan sekitarnya.
Jika seorang pasien mengalami nyeri lutut, sebaiknya mereka berkonsultasi dengan ahli bedah ortopedi lutut.
Saat berkonsultasi dengan spesialis ortopedi lutut, dokter akan memulai dengan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan riwayat medis pasien dan aktivitas sehari-hari mereka.
Untuk mendiagnosis loose body di lutut, ahli bedah akan melakukan uji pencitraan seperti pemeriksaan sinar-X sendi lutut, karena seringkali potongan tulang dan tulang rawan dapat terdeteksi dengan sinar-X.
Selain uji pencitraan sinar-X, uji pencitraan lain yang mungkin digunakan oleh dokter adalah Sinar-X, CT scan, MRI, dan artrografi.
Sinar-X (Rontgen)
Ini biasanya adalah tes pertama yang dilakukan untuk mencari tubuh longgar. Rontgen dilakukan dengan mengirimkan radiasi melalui sendi yang terkena.
Karena sebagian besar partikel yang lepas mengandung tulang atau tulang rawan, partikel tersebut dapat terlihat dengan jelas menggunakan teknik pencitraan ini.
CT-scan
CT-scan menggabungkan teknologi rontgen dan komputer untuk menghasilkan gambar tulang di sendi yang terkena dengan lebih detail. Tes ini memberikan gambar definisi yang lebih tinggi, memungkinkan dokter untuk melihat detail yang lebih jelas.
MRI (Magnetic resonance imaging)
MRI, berbeda dengan CT-scan atau rontgen, tidak menggunakan radiasi. Sebaliknya, pasien akan ditempatkan dalam alat pemindai yang menggunakan gelombang radio elektromagnetik.
Gelombang ini menyebabkan getaran yang menciptakan resonansi, yang kemudian diubah menjadi gambar definisi tinggi.
Tes ini memungkinkan dokter untuk melihat partikel yang tidak mengandung tulang, yang tidak akan terlihat pada tes pencitraan lainnya.
Artrografi
Kadang-kadang, artrografi digunakan untuk melihat sendi dengan lebih detail. Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan pewarna ke area yang terkena, kemudian mengambil gambar rontgen.
Pewarna ini akan terlihat sebagai kontras pada jaringan lunak dan tulang rawan di area tersebut, menciptakan gambar yang lebih terperinci.
Meskipun CT-scan dan MRI lebih sering digunakan untuk pencitraan di beberapa area tubuh, tes ini masih digunakan pada sendi-sendi kecil, seperti pergelangan tangan.
Prosedur loose body removal
Ada dua jenis prosedur utama untuk loose body removal, perawatan non-bedah dam tindakan pembedahan.
-
Perawatan non-bedah
Dalam kebanyakan kasus, loose body removal harus dilakukan secara bedah. Namun, untuk kasus yang lebih ringan, fisioterapi dan obat penghilang rasa sakit anti-inflamasi dapat membantu mengurangi gejala serta menjaga agar sendi tetap fleksibel dan bergerak.
Setelah loose body ditangani tanpa pembedahan, Anda harus terus memantau gejala dan mengikuti pemeriksaan lanjutan dengan dokter secara teratur untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk.
-
Tindakan pembedahan
Tujuan dari operasi loose body removal adalah untuk mengangkat tulang rawan atau tulang yang terlepas akibat cedera dan menyebabkan sendi menjadi kurang bergerak.
Sebagian besar prosedur loose body removal dilakukan dengan salah satu teknik berikut:
1. Arthroscopy
Ini menjadi pilihan pembedahan utama bagi banyak dokter. Arthroscopy hanya memerlukan sayatan yang sangat kecil, sehingga merupakan prosedur minimal invasif yang mengurangi komplikasi.
Kamera dimasukkan melalui sayatan untuk memungkinkan dokter melihat area yang akan ditangani. Tubuh longgar kemudian diangkat menggunakan alat penyedot yang dimasukkan melalui sayatan kecil lainnya.
2. Artrotomi
Untuk tubuh longgar yang besar dan tidak bisa dikeluarkan melalui artroskopi, pembedahan yang lebih luas mungkin diperlukan. Kasus ini sangat jarang terjadi.
Prosedur ini memerlukan sayatan yang lebih besar untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas di dalam sendi dan memungkinkan dokter untuk mengangkat tubuh longgar dengan lebih mudah.
Proses pemulihan dari operasi loose body removal
Setelah menjalani salah satu prosedur tersebut, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk mengikuti program fisioterapi.
Fisioterapi dapat membantu pasien mengembalikan sebagian dari rentang gerak yang sebelumnya hilang dan memastikan bahwa jaringan parut tidak terbentuk di dalam sendi setelah operasi.
Penanganan medis di Klinik Patella
Klinik Patella Jakarta menawarkan layanan arthroscopy yang canggih untuk menangani berbagai masalah pada sendi lutut. Prosedur arthroscopy di klinik ini dilakukan oleh tim ahli bedah ortopedi berpengalaman yang menggunakan teknologi terbaru untuk memastikan hasil yang optimal.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai manfaat arthroscopy pada sendi, Anda dapat menghubungi tim Klinik Patella melalui WhatsApp di nomor 0811-8124-2022.
Anda juga bisa langsung mengunjungi Klinik Patella di alamat Jalan Hj. Tutty Alawiyah No. 34B, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.