Hai, sahabat Klinik Patella, kali ini kita akan membahas beberapa kebiasaan buruk, yang dapat memicu terjadinya radang sendi terutama lutut. Setelah mengetahui artikel ini, harapannya sahabat patella klinik, bisa lebih waspada agar supaya masalah kesehatan lutut sepeti radang sendi dapat dihindari.
Menurut dr Nelfidayani SpKFR, setidaknya ada beberapa aktifitas yang ternyata dapat memicu terjadinya radang sendi pada lutut, antara lain;
1. Kelebihan berat badan atau obesitas
Hasil riset menunjukkan setiap kenaikan berat badan setengah kilogram, tekanan pada lutut bisa bertambah sekitar 2 kilogram. Selanjutnya berat yang berlebihan ini akan membebani sendi-sendi seperti panggul, tulang belakang, dan kaki.
Selain oleh tekanan fisik (menambah berat pada sendi), lemak mengeluarkan bahan kimiawi peradangan yang dapat menyebabkan nyeri sendi dan meningkatkan risiko terjadinya radang sendi (osteoartritis/OA) dan kondisi lainnya seperti artritis rematoid oleh sistem imun tubuh yang menyerang dan merusak persendian.
Daftar Isi
2. Mengetik pesan di handphone dengan ibu jari terlalu lama
Perilaku seperti ini, sebagian besar akan membebani sendi-sendi di tangan terutama ibu jari (jempol) karena posisinya yang hiperekstensi sehingga berisiko mengganggu tendon di area tersebut.
Saat asyik menekan huruf-huruf untuk menyusun kalimat, tekanan pada ibu jari bisa mencapai kisaran 12 kali pada sendi, bukan di ujung jarinya. Mengutip komentar para ahli, ibu jari ini bertanggung jawab pada fungsi tangan Anda sebesar 60 persen. Jadi sebaiknya ibu jari Anda perlu dijaga agar dapat berfungsi dengan baik.
Mungkin bisa diganti dengan menggunakan voice note bisa Anda coba dibandingkan harus mengetik panjang. Selain dapat mengenai ibu jari, menghabiskan waktu dengan gadget juga berdampak pada sendi lainnya yaitu bahu dan leher. Apalagi dengan posisi menundukkan kepala dalam waktu yang lama, sehingga ketegangan otot pun bisa dialami oleh leher.
3. Memakai sepatu dengan hak tinggi, tingkatkan radang sendi lutut
Sepatu hak tinggi ini dapat menyebabkan tekanan pada sendi dan otot serta mengganggu posisi normal tulang belakang. Selain itu, otot-otot paha pun juga akan bekerja lebih keras agar lutut tetap dalam posisi lurus. Tidak sampai di situ saja, dapat juga berisiko menimbulkan tekanan berputar pada lutut dan memicu radang sendi.
Perempuan yang akrab dengan sepatu hak tinggi kemungkinan dapat berisiko mengalami radang sendi lutut dan nyeri pada kaki. Sepatu dan sandal hak tinggi tidak dapat menyangga kaki secara memadai. Coba ganti dengan sneakers atau sepatu yang jauh lebih nyaman agar kaki, lutut dan tulang belakang tetap terjaga baik.
4. Menggeremetakkan jari
Kebiasaan ini menimbulkan bunyi (‘krek’) dari ligamen yang bergesekan pada tulang atau dari gelembung cairan sendi yang ‘pecah’ di sekitar sendi.
Dari hasil penelitian, kebiasaan ini dapat menyebabkan jari membengkak dan bahkan dapat melemahkan daya cengkeram telapak tangan. Sebaiknya kebiasaan ini diganti dengan meremas bola (yang berukuran sesuai dengan telapak tangan) yang bermanfaat membantu memperkuat dan memperbaiki daya cengkeram telapak tangan Anda.
5. Membawa tas atau ransel yang berat, picu radang sendi lutut
Membawa beban berat baik dengan tas atau ransel, dapat menekan dan membebani leher, bahu dan tulang belakang. Saat membawa beban berat ini, dapat memengaruhi keseimbangan dan cara berjalan, apalagi membawa tas atau ransel di satu sisi dalam waktu yang lama.
Sebaiknya saat menggunakan ransel, gunakan kedua talinya di kedua bahu agar beban berat terbagi. Saat menggunakan tas, sebaiknya tidak selalu di salah satu bahu terus menerus, namun juga bergantian antara bahu kiri dan bahu kanan. Jadi tidak hanya membebani hanya satu sisi tubuh saja.
6. Menggunakan otot-otot yang salah
Tubuh memiliki otot besar dan otot kecil. Jika Anda hanya menggunakan otot-otot kecil untuk melakukan gerakan, bisa memberikan tekanan yang tidak semestinya di sendi tersebut.
Saat ingin mengangkat benda berat dari lantai, jangan lupa tekuk lutut terlebih dahulu agar otot-otot paha akan bekerja lebih besar dibandingkan dengan otot-otot punggung.
Membuka pintu yang berat, kerahkan otot-otot bahu, jangan gunakan otot-otot di jari tangan. Saat membawa barang yang berat, letakkan sedekat mungkin menggunakan telapak tangan, bukan dengan jari-jarinya.
7. Tidur tengkurap
Mungkin dengan posisi tidur seperti ini dapat mengurangi risiko Anda untuk mengorok. Namun posisi tengkurap, posisi kepala dan leher cenderung miring ke salah satu sisi, sehingga kemungkinan dapat menekan saraf di area dan menekan tulang belakang. Coba ganti posisi tidur Anda dengan miring ke satu sisi atau telentang.
8. Merokok
Nikotin yang ada dalam rokok memiliki dampak buruk terhadap tubuh, antara lain
- Dapat mengurangi aliran darah ke tulang, jaringan-jaringan tubuh, dan bantalan antartulang belakang yang bekerja sebagai alat peredam kejutan
- Mengurangi penyerapan kalsium
- Mengganggu kerja estrogen dalam tubuh (terutama dibutuhkan oleh perempuan untuk membantu menjaga kesehatan tulang)
- Mengganggu proses pembentukan tulang baru
- Menurunkan fungsi sistem imunitas (kekebalan) tubuh
9. Kurang tidur atau tidur dengan kualitas buruk
Sekitar 80 persen penderita radang sendi mengalami sulit tidur, apalagi saat sendi terasa nyeri dan kaku.
Namun begitu pula sebaliknya. Jika Anda kurang tidur, justru dapat memperburuk gejala nyeri sendi.
Kurang atau sulit tidur kemungkinan dapat memicu proses peradangan yang memperburuk kondisi-kondisi seperti radang sendi, gout, artritis rematoid.
10.Postur tubuh yang salah saat bekerja
Postur tubuh yang tidak benar dapat membebani otot dan sendi, serta dapat mengurangi ruang gerak dan fleksibilitas otot dan sendi. Jika Anda bekerja seharian di belakang meja, coba atur postur tubuh Anda secara ergonomis sehingga postur tubuh Anda pun tetap terjaga.
Duduk di depan komputer juga kemungkinan dapat menyebabkan nyeri di leher, pergelangan tangan, siku, bahu dan punggung. Apalagi dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama. Otot-otot akan bekerja berlebihan, dan meningkatkan tekanan pada bantalan sendi di ruas tulang belakang.
Gunakan bantalan kecil berbahan lunak di bawah pergelangan tangan saat Anda mengetik atau menggunakan mouse. Luangkan waktu sejenak untuk berdiri dan bergerak beberapa menit sekali.
Pertanyaan Seputar Radang Sendi
Penderita radang sendi sebaiknya menghindari makanan dan minuman tertentu, seperti:
Gorengan (makanan yang digoreng dengan minyak banyak).
Makanan tinggi gula.
Alkohol.
Makanan bergluten tinggi.
Makanan tinggi natrium (garam).
Makanan tinggi purin (seperti jeroan dan daging merah).
Radang sendi (artritis) dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penuaan, cedera, infeksi, atau gangguan autoimun. Faktor lain seperti genetik, obesitas, dan gaya hidup kurang aktif juga dapat meningkatkan risiko terjadinya peradangan pada sendi.
Kekurangan vitamin D, kalsium, dan vitamin C dapat memicu radang sendi. Beberapa vitamin dan nutrisi yang baik untuk kesehatan sendi antara lain vitamin D, vitamin C, vitamin E, omega-3, magnesium, dan kalsium.
Ya, beberapa jenis radang sendi, seperti rheumatoid arthritis dan radang sendi psoriatik (PsA), termasuk dalam kategori penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendi yang sehat.
Semua orang bisa terkena radang sendi, tetapi risiko lebih tinggi pada orang dengan faktor tertentu, seperti:
Kelebihan berat badan atau obesitas.
Usia lanjut.
Riwayat cedera sendi.
Gaya hidup kurang aktif.
Faktor genetik atau riwayat keluarga dengan radang sendi.