Kaki membengkak setelah bangun tidur, pernahkah kamu mengalaminya? Sebagian orang meyakini kaki bengkak terjadi karena posisi tidur yang tepat, namun benarkah demikian?
Kaki merupakan anggota tubuh yang paling bekerja keras daripada anggota tubuh lainnya. Anggota tubuh ini berfungsi sebagai penopang berat badan dan untuk membantu berjalan, berlari, melompat, berdiri, dan berjinjit. Mengutip dari Spinal Care, ada 26 tulang dan lebih dari 100 otot, tendon, dan ligamen pada setiap kaki yang bekerja sama agar bisa berfungsi untuk beraktivitas dengan normal.
Ketika anggota tubuh ini mengalami masalah, tentunya akan membuat kamu kesulitan berjalan normal, sehingga aktivitas terganggu. Kaki bengkak merupakan salah satu masalah yang siapapun bisa mengalaminya. Namun, benarkah penyebab dari kondisi ini adalah posisi tidur yang salah? Berikut penjelasannya.
Daftar Isi
Benarkah Posisi Tidur Bisa Menyebabkan Kaki Membengkak?
Posisi tidur yang salah atau tidak tepat jarang menyebabkan kaki membengkak. Andaikan hal ini terjadi, kemungkinannya karena kaki terselip di bawah selimut yang terlalu ketat sehingga jari-jari kaki dapat tertarik ke bawah. Kondisi kaki bengkak ini bisa karena cedera, asupan garam yang tinggi, hamil dan kondisi medis tertentu.
Ketika jari kaki tertarik ke bawah, maka anggota tubuh yang berfungsi untuk berjalan ini dapat berada dalam posisi terlentur sepanjang malam. Hal ini dapat memperburuk masalah kaki dan tungkai bawah seperti plantar fasciitis, kram kaki dan kaki, dan masalah tendon Achilles.
Posisi Tidur Terbaik
Melansir dari Sleep Organization, berikut posisi tidur yang baik yaitu:
Tidur Telentang
Posisi tidur ini adalah paling baik dan menyehatkan. Posisi ini memungkinkan kepala, leher, dan tulang belakang beristirahat dalam posisi netral. Artinya, tidak ada tekanan ekstra pada area-area tersebut, sehingga kamu cenderung tidak mengalami rasa sakit.
Miring dengan Kaki Lurus
Tidur miring dengan kaki lurus dapat membantu mengurangi refluks asam. Selain itu, posisi ini bisa membuat tulang belakang memanjang, sehingga dapat menangkal sakit punggung dan leher.
Postur Janin
Tidur dengan postur seperti janin, yakni tidur miring dengan membungkuk dan menekuk lutut. Posisi tidur ini baik untuk ibu hamil karena dapat meningkatkan sirkulasi tubuh ibu dan janin dan mencegah rahim menekan hati. Tetapi jika kamu tidur terlalu membungkuk dapat membatasi pernapasan diafragma. Jadi, sebaiknya jangan terlalu membungkuk.
Itulah posisi tidur dan kaki bengkak yang perlu diketahui. Jika kamu mengalami kaki bengkak dan tidak kunjung membaik, sebaiknya bicara dengan dokter.
Pertanyaan Seputar Kaki Bengkak
Kaki bengkak bisa menjadi tanda berbagai kondisi, seperti penumpukan cairan, gangguan sirkulasi darah, atau infeksi. Selain itu, kondisi ini juga bisa mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti gagal jantung, gangguan ginjal, atau efek samping dari kehamilan. Jika kaki bengkak tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis yang tepat.
Ya, berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari jantung dapat membantu mengurangi pembengkakan. Caranya, letakkan kaki di atas bantal atau penyangga saat berbaring. Posisi ini membantu melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi penumpukan cairan di area kaki.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kaki bengkak antara lain mengompres area yang bengkak dengan es batu yang dibungkus handuk selama 15-20 menit, merendam kaki dalam air hangat, atau mengonsumsi obat pereda nyeri jika diperlukan. Suhu dingin dari kompres dapat membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan.
Kaki bengkak setelah duduk dalam waktu lama biasanya disebabkan oleh gangguan aliran darah. Duduk terlalu lama dapat menyebabkan darah menggumpal dan menghambat sirkulasi di pembuluh darah vena, sehingga memicu penumpukan cairan dan pembengkakan di kaki.
Ya, kaki bengkak bisa menjadi salah satu gejala penyakit ginjal. Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik tidak mampu membuang kelebihan cairan dari tubuh, sehingga menyebabkan penumpukan cairan dan pembengkakan di kaki. Jika Anda mengalami gejala ini disertai tanda lain seperti kelelahan atau perubahan frekuensi buang air kecil, segera periksakan diri ke dokter.