Seiring bertambahnya usia seseorang, maka tulang rawan pada lutut akan mengalami keausan dan rusak. Tulang rawan merupakan jaringan ikat yang fleksibel di atas permukaan tulang keras yang berperan penting untuk melumasi sendi dan menyerap goncangan. Ketika usia menua, kandungan air dalam tulang rawan semakin menipis dan faktor perubahan lainnya yang menjadikannya rentan terkena cedera. Namun, ada faktor lainnya yang juga bisa menyebabkan tulang rawan rusak. Seperti apa? Cari tahu di sini yuk.
Daftar Isi
Penyebab Tulang Rawan Rusak
Tulang rawan berfungsi sebagai peredam goncangan, penopang jaringan tubuh, serta mengurangi gesekan antar tulang kering dan tulang paha ketika kita bergerak. Fungsi tulang rawan ini akan terganggu jika mengalami cedera atau kerusakan sehingga menimbulkan rasa nyeri saat lutut ditekuk atau diluruskan.
Berbagai faktor bisa menyebabkan kerusakan pada tulang rawan, antara lain:
- Memutar lutut dengan paksa dan melakukan gerakan mendarat secara tiba-tiba saat berolahraga, seperti bermain basket, sepak bola atau tenis.
- Mengangkat atau menahan beban terlalu berat yang menyebabkan tekanan besar pada lutut, seperti atlet angkat beban atau berolahraga di tempat gym.
- Usia yang bertambah. Faktor degeneratif ini bisa menyebabkan tulang rawan melemah, mengalami keausan hingga rusak/ robek.
- Obesitas. Orang dengan berat badan berlebih juga sangat rentan terkena cedera tulang rawan karena menopang berat badan.
- Osteoporosis. Kondisi ini terjadi akibat rapuhnya tulang bersamaan dengan pengapuran sendi yang berisiko pada rusaknya tulang rawan.
Meski sering terjadi pada usia di atas 30 tahun, namun mengutip laman Boston Children’s Hospital mengungkapkan bahwa anak-anak atau remaja yang aktif berkompetisi dalam olahraga juga berpotensi mengalami cedera tulang rawan (meniskus robek).
Perhatikan Gejala yang Timbul
Pada tahap awal kerusakan biasanya anda hanya akan merasakan nyeri atau sakit pada sendi lutut. Namun, semakin lama gejala tersebut akan berkembang perlahan dan memburuk seiring waktu. Kondisi ini tentunya akan menghambat berbagai aktivitas yang dilakukan.
Selain rasa nyeri, Anda mungkin akan mengalami hal-hal berikut ini:
- Pembengkakan pada sendi lutut
- Muncul krepitasi (suara gesekan atau ‘klik’ saat menggerakkan lutut)
- Melemahnya otot dan sendi sehingga kita sulit berdiri, berjalan, menekuk atau meluruskan lutut
- Berkurangnya massa otot
Apabila merasakan gejala nyeri masih tergolong ringan, anda bisa melakukan pengobatan rumahan seperti mengompres dingin bagian yang sakit, membebat lutut, minum obat pereda nyeri, dan hindari melakukan aktivitas fisik yang berat dengan melibatkan lutut. Namun, jika muncul nyeri hebat dan sudah menghambat aktivitas yang anda lakukan, sebaiknya segera ke dokter untuk mendapatkan diagnosa secepat mungkin.
Jenis Pengobatan Apa yang Tepat untuk Mengatasi Kerusakan Tulang Rawan?
Setelah melakukan penanganan tahap awal pada cedera tulang rawan lutut, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut agar nyeri tidak memburuk.
Dokter akan memberikan beberapa metode pengobatan untuk menangani kerusakan tulang rawan, antara lain:
- Injeksi PRP
Platelete-rich plasma merupakan metode terbaru yang tersedia di Klinik Patella. PRP adalah terapi regeneratif dengan memanfaatkan platelet yang secara fisiologis dapat menyembuhkan luka dan mengurangi nyeri. Tujuannya yaitu untuk menstimulasi pertumbuhan sel-sel baru pada sendi lutut. PRP bekerja dengan menyuntikkan plasma ke dalam sendi lutut yang nyeri. Sebelumnya dokter akan mengambil darah pasien dan memisahkan plasma yang mengandung growth factor menggunakan alat khusus.
- Viskosuplementasi
Viskosuplementasi bertujuan untuk mengurangi nyeri akibat inflamasi atau peradangan, pembengkakan serta memperbaiki fungsi persendian. Prosedur ini bekerja dengan cara menyuntikkan asam hyaluronat ke dalam sendi lutut.
- Radiofrekuensi ablasi (RFA)
RFA merupakan intervention pain management (IPM) yang bekerja dengan menghantarkan energi panas dari gelombang elektromagnetik dari alat radiofrekuensi yang menuju ke saraf genicular pada lutut. Tujuannya untuk memblok rasa nyeri yang dialirkan dari saraf ke otak, sehingga nyeri hilang dan tidak bertambah parah. Dengan proses cepat hanya 15 menit, tindakan minimal invasif ini lebih minim risiko dengan masa pemulihan yang lebih cepat.
Mau tahu lebih lanjut tentang nyeri lutut dan penanganan yang tepat? Silakan menghubungi Assistance Center Klinik Patella pada nomor yang tertera di website. Anda akan langsung diarahkan ke dokter spesialis kami untuk berkonsultasi mengenai keluhan penyakit yang dialami. Klinik Patella berlokasi di Mampang, Jakarta Selatan dan SMC Jakarta di Gedung Amanyaak Pluit.
Baca juga: Lutut Sakit Saat Ditekuk dan Diluruskan, Ternyata Ini Penyebabnya!