Nyeri sendi terjadi akibat adanya radang pada sendi (osteoartritis). Mungkin ada sebagian orang awam mengatakan hal ini sebagai pengapuran yang umum terjadi pada sendi lutut. Osteoartritis ini terdiri dari 3 kata, yaitu osteo yang berarti tulang; artr artinya sendi; dan itis yang berarti adanya peradangan. Peradangan inilah yang dapat menimbulkan gejala nyeri, kaku dan bengkak.
Pada awalnya OA murni akibat proses degeneratif (proses penuaan) dan nyeri yang terjadi akibat proses mekanik dalam sendi. Namun ternyata dapat juga terjadi akibat proses peradangan, sehingga timbullah gejala nyeri pada lutut.
Jadi osteoartritis itu adalah radang pada sendi akibat kerusakan pada tulang rawan sendi. Penyakit ini dapat terjadi pada seluruh sendi, baik sendi kecil maupun sendi yang besar di antara dua tulang.
Kerusakan tulang rawan tersebut, juga dapat terjadi pada seluruh tulang rawan sendi mana pun. Mulai dari lutut, pergelangan kaki, panggul, bahu, tulang belakang, hingga siku.
Tak hanya itu, stadiumnya pun berbeda-beda. Namun umumnya osteoartritis terjadi pada lutut dan panggul. Hal ini karena, sendi pada lutut dan panggul adalah sendi weight bearing atau sendi yang menahan beban tubuh terbesar.
Hal terpenting tentang osteoartritis adalah penyakit ini tidak bisa sembuh, namun jika terdeteksi dini dan terapi dengan tepat maka penyakit ini dapat terkontrol dan perburukan gejala atau kerusakannya dapat lebih lambat.
Pasien dengan penyakit OA umumnya dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan terapi yang tepat, kebiasaan yang baik, olah raga dan istirahat serta alat bantu sendi maupun operasi (jika perlu). Sendi yang paling banyak terkena adalah sendi lutut.
Daftar Isi
Pengapuran Sendi Lutut Menimbulkan Gejala
- nyeri muncul secara perlahan dan menjadi semakin sering.
- pada awalnya, nyeri timbul saat melakukan aktivitas fisik yang berat seperti sesudah berlari, berjalan jauh, atau sesudah naik turun tangga berulang. Selanjutnya, nyeri juga timbul saat beraktivitas sehari-hari seperti ketika bangun dari jongkok, atau saat sujud, dan berdiri lama.
- nyeri biasanya memburuk ketika sendi bergerak dan membaik ketika istirahat.
- terdengar bunyi (krepitus) pada saat bergerak.
- bengkak dan kekakuan sendi yang berlangsung kurang lebih 15-20 menit.
Atasi Tanpa Operasi
Penanganannya bergantung pada stadium atau tahapan keparahan OA. Salah satu yang dapat menjadi pilihan penanganan nyeri lutut adalah dengan injeksi asam hialuronat. Terapi dengan asam hialuronat ini bertujuan untuk menggantikan asam hialuronat alami yang ada di ruang sendi dan mencegah tulang saling bergesekan.
Selain itu zat ini juga dapat membantu meredakan inflamasi dan mengurangi nyeri. Dikenal juga dengan istilah injeksi ‘oli’ atau pelumas ke dalam sendi lutut. Setelah itu sendi dapat bergerak lebih baik.
Pilihan lainnya adalah injeksi steroid yang dapat membantu mengurangi peradangan, mengatasi pembengkakan dan mengurangi nyeri. Bergantung lokasi dan peradangannya, steroid ini dapat disuntikkan langsung ke sendi (intraartikular), ke dalam jaringan lunak (periartikular), dan ke dalam otot (intramuskular).
Radiofrekuensi Obat Pengapuran Sendi Lutut
Penanganan nyeri kronis lutut yang cukup efektif lainnya adalah genicular nerve block dan genicular nerve ablation atau dengan menggunakan radiofrekuensi (RF) untuk mengatasi nyeri lutut. Penanganan terkini ini efektif karena tidak perlu rawat inap, efek samping minimal, dan pasien dapat cepat kembali beraktivitas setelah prosedur RF.
Baca juga : Penyebab lutut tidak bisa ditekuk
Terapi RF ini cocok untuk penderita radang sendi kronis yang tidak ingin atau tidak dapat operasi karena kondisi kesehatan tertentu.
Lantaran OA adalah penyakit degeneratif yang sebagian besar diakibatkan usia maka penyakit ini tidak dapat sembuh. Namun Anda bisa mengendalikan rasa nyeri, meningkatkan fungsi sendi, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan gaya hidup yang sehat. (berbagai sumber).
FAQ: Pengapuran Sendi Lutut dan Cara Mengatasinya
Pengapuran sendi lutut dapat dikelola dengan berbagai metode non-bedah, di antaranya:
Mengonsumsi obat pereda nyeri untuk mengurangi ketidaknyamanan.
Menjaga berat badan ideal agar tekanan pada sendi lutut berkurang.
Melakukan olahraga ringan untuk memperkuat otot sekitar lutut dan meningkatkan fleksibilitas sendi.
Menggunakan alas kaki yang sesuai atau sepatu khusus untuk mengurangi tekanan pada sendi lutut.
Menggunakan alat pelindung lutut untuk memberikan dukungan tambahan dan mencegah perburukan kondisi.
Pengapuran sendi lutut atau osteoarthritis adalah kondisi degeneratif yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, dengan pengelolaan yang tepat, gejalanya dapat dikurangi dan perkembangannya dapat diperlambat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala meliputi:
Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
Menggunakan suplemen seperti glukosamin dan vitamin D untuk mendukung kesehatan sendi.
Mengoleskan krim atau gel pereda nyeri yang mengandung capsaicin untuk meredakan ketidaknyamanan.
Pengapuran tulang dapat ditangani melalui beberapa pendekatan, seperti:
Pemberian obat-obatan, termasuk antiinflamasi nonsteroid, kortikosteroid, dan suplemen pendukung sendi.
Terapi fisik, seperti fisioterapi, yang bertujuan untuk memperkuat otot, meningkatkan fleksibilitas, dan mengurangi nyeri.
Metode intervensi medis, seperti injeksi asam hialuronat atau terapi radiofrekuensi, untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi.
Penderita pengapuran sendi dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan omega-3, seperti:
Ikan berlemak (salmon, makarel, sarden) yang memiliki efek antiinflamasi alami.
Kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti almond dan biji chia, yang baik untuk kesehatan sendi.
Makanan kaya antioksidan, seperti sayuran hijau dan buah beri, yang membantu melindungi jaringan sendi dari kerusakan.
Penderita pengapuran sendi sebaiknya tidak menjalani pijat atau urut sembarangan, karena hal ini dapat memperburuk kondisi. Pijat yang dilakukan dengan tekanan berlebihan dapat:
Memicu peradangan lebih lanjut dan memperparah pembengkakan pada sendi.
Menghambat proses penyembuhan jika dilakukan secara tidak tepat.
Menimbulkan cedera tambahan pada sendi yang sudah mengalami kerusakan.